Widyastuti

Menulis adalah pengalaman yang menyenangkan. Kita bebas mengekspesikan diri kita lewat kata-kata. Apabila kata itu terangkai menjadi kalimat yang indah menjadi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Losing To Win

Losing To Win

Ketika masih kecil aku mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang Sarjana Hukum, rasanya keren sekali menjadi seorang pengacara yang membela kaum lemah yang terkalahkan oleh hukum dunia. Namun cita-cita itu kandas karena selama di kelas satu SMA aku menjadi anak yang malas belajar akhirnya nilaipun jatuh. Kelas dua dan tiga ketika mengejar ketinggalan aku sudah jauh tertinggal oleh kawan-kawanku. Hingga kelulusan mendapatkan nilai cukup lumayan meskipun tidak terlalu jelek. Akhirnya timbul dalam diri keminderan, untuk mengambil jurusan hukum karena ketidakberdayaanku terhadap materi pelajaran hafalan. Apalagi mendengar cerita kalau kuliah di fakultas hukum banyak sekali hafalannya, hingga orang tuakupun tidak mengijinkan karena takut aku berhubungan dengan hal-hal yang bersifat kriminal. Aku disuruh memilih jurusan yang aman-aman saja yaitu fakultas keguruan.

Awal masuk kuliah memang sangat menyesakkan karena kuliah di fakultas yang tidak aku senangi dan masuk karena paksaaan orang tua. Hingga kuliahpun setengah hati, setiap berjalan di kampus dan menuju fakultas selalu saja ada pandangan anak-anak dari fakultas lain yang tersenyum seolah mengatakan.

“Gadis FKIP memang lugu-lugu, ya.”

“Kalau mau cari cewek yang keibuan cari saja di FKIP.”

“Eh…, itu pasti anak FKIP, kelihatan culun ya?”

Rasanya jengah mendengar celotehan mereka, namun aku hanya bisa diam tanpa bisa membalasnya. Aku juga sangat malu berjalan di depan fakultas yang kebanyakan anak usil dan meremehkan anak FKIP. Dalam hati kadang aku merasa jengkel, apa hebatnya mereka, apakah mereka lebih pandai dan lebih cerdas dari anak FKIP? Seandainya memungkinkan ada jalan lain rasanya malas aku melewati jalan ini. Namun jalan ini adalah akes satu-satunya menuju fakultas dari kosku, mau tidak mau setiap hari aku harus melewati fakultas yang notabene penuh dengan anak-anak berambut gondrong dengan jeans belelnya. Fakultas Sastra tempatnya anak-eksentrik berkumpul. Aku lebih suka pergi pagi ke kampus karena jam pagi biasanya kampus sastra masih sepi. Kalau agak siang pasti sudah banyak anak sastra nongkrong digasebo pinggir jalan. Rasanya risih melihat pandangan mata dan celotehan mereka yang serik mengolok-olok atau hanya sekedar mengeluarkan suitan. Kadang ada yang iseng mengikutiku dan menayakan.

“FKIP ya Mbak, jurusan apa? Cie…cie calon guru ni,,,ye?”

Aku hanya bisa diam dan menunduk tidak pernah membalas sapaan mereka. Dalam hati sebenarnya aku menangis tidak tahukah kamu? Aku memilih jurusan ini sebagai tanda baktiku kepada orang tua. Aku tidak ingin menyakiti hati orang tuaku. Aku sudah mengecewakan ketika masa SMA tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Seandainya dulu aku belajar dengan tekun mungkin aku bisa memilih jurusan yang lain yang lebih bergengsi yaitu kedokteran. Mungkin orang tuaku akan menyetujui jika aku memilih jurusan itu. Namun karena jurusan SMA yang aku ambil sosial maka sudah gagal dan tidak mungkin kuliah dikedokteran.

“Guruku cantik sekali…suit….suit.” ledekan mereka kadang memang membuatku muak.

Ledekan, gurauan dan candaan mereka membuat aku semakin terkejar untuk segera menyelesaikan kuliahku di FKIP. Hingga akhirnya aku dapat lulus dengan Cum laude dan mendapat Ikatan Dinas. Aku bisa otomatis menjadi PNS tanpa susah-susah mencari pekerjaan meskipun aku ditugaskan di daerah pegunungan yang jauh dari hiruk pikuknya perkotaan. Namun aku merasa nyaman dan tenang di daerah ini. Aku bahagia melihat kedua orang tuaku puas, mereka bersujud syukur atas karunia Allah yang tak terhingga. Mungkin inilah doa kedua orang tuaku agar aku menjadi guru. Meskipun aku gagal menjadi sarjana hukum dan tidak bisa menjadi seorang dokter namun sekarang aku bangga dengan profesiku sebagai guru. Apalagi aku ditempatkan di daerah yang pemandangannya sangat indah dan masyarakat disekelilingku sangat ramah. Murid-muridku sangat lugu dan sopan, mereka sangat menghargai dan menghormati gurunya. Rekan-rekan kerjakupun sangat bersahabat dan mau diajak kerja sama.

“Selamat pagi Bu Guru?” sapa murid-muridku setiap kali bertemu mereka di perjalanan ke sekolah. Mereka tidak lupa akan salaman dan mencium tanganku.

Ah…rasanya damai sekali setiap kali bertemu mereka, apalagi kalau di dalam kelas sering menemui anak-anak yang lucu dan ada-ada saja tingkahnya. Setiap awal pembelajaran aku selalu membacakan sebuah cerita yang bisa menginspirasi agar mereka tetap semangat belajar dan bisa meraih cita-cita setinggi langit. Jangan menyerah dengan keadaan namun tetap berpikiran positif, dan tanamkan dalam hati bahwa Allah pasti sesuai prasangka hambanya. Ketika kita punya keyakinan pasti kita bisa meraihnya. Peserta didikku selalu antusias dan akan duduk terdiam setiap kali aku bacakan sebuah cerita. Aku akan bahagia bila melihat pancaran binar-binar semangat dari sorot mata mereka. Meskipun aku gagal menjadi seorang pengacara namun aku yakin salah satu dari murid-muridku nanti akan ada yang menjadi pengacara hebat. Aku tidak bisa menjadi dokter salah satu dari mereka pasti ada yang bisa mewujudkannya. Guru bisa menciptakan pengacara-pengacara yang handal dan dokter-dokter yang hebat. Aku hanya harus menanamkan kepada mereka kejujuran dalam meraih cita-citanya agar mereka bisa membangun negara ini menjadi lebih baik. Mendidik mereka menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab agar negara ini lebih kuat. Membimbing mereka menjadi sosok yang mandiri dan disiplin agar negara ini bisa lebih maju lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post