wigati hati nurani

Saya Wigati Hati Nurani, sering menggunakan nama pena Whatinurani. Mengajar Teknik Instalasi Listrik Arus Kuat di SMK N 1 Magelang. Meskipun begitu penyuka kary...

Selengkapnya
Navigasi Web
SENJA DI ATAS KUBAH
Dok.Foto Whatinurani

SENJA DI ATAS KUBAH

#TAGUR HARI KE-0046

SENJA DI ATAS KUBAH

:Whatinurani

Aku tak tahu lagi kemana akan mencari kesembuhan. Dokter di Rumah Sakit Jiwa, sudah membolehkanku pulang setelah empat minggu aku dirawat disana. Setiap hari yang kutemui bayang-bayang hitam, besar dan menakutkan. Tetapi lambat laun dia tak menjumpaiku lagi. Seiring gencarnya aku mengusirnya pergi dan tak kuiijinkan dia mengikutiku. Kata dokter, aku berhalusinasi berlebihan sehinggga makhluk itu senang berteman denganku. Obat yang diberikan padaku, bisa membuatku tenang dan melepaskan dari belenggu makhluk itu. Entahlah.

Yang jelas, aku sudah merasa rileks dan plong. Pohon-pohon trembesi dengan bunga ungu hampir memenuhi puncuk-pucuk daun. Aku selalu memandang dan menikmatinya. Lalu kuposisikan diriku bak putri bangsawan yang dikelilingi para dayang. Membawakan aneka makanan dan segelas lemon juice kesukaanku. Ah, aku ngimpi lagi.

Sementara bunga tabebuya dengan warna dominan pink dan putih berderetan di sepanjang jalan masuk ke rumah sakit. Sungguh aku menyukainya. Kuntum-kuntumnya tak berhenti berguguran. Apalagi semilir angin berhembus menerbangkan bunga itu lebih cepat jatuh ke tanah. Menyuguhkan pemandangan yang indah tak terlukiskan. Kalau tak disuruh pulang oleh dokter, aku lebih senang berada di rumah sakit jiwa ini, dibandingkan di rumah nenek atau di tempatku sekolah.

Tidak, aku tidak boleh menyerah. Aku harus sembuh dan menatap masa depanku. Aku masih ingin bertemu kedua orang tuaku. Aku ingin memperoleh jawaban langsung dari keduanya. Terutama dari Bundaku, mengapa aku ditinggalkannya pergi begitu saja. Aku masih sangat ingat, meskipun usiaku saat itu baru 6 tahun. Aku menarik-narik baju Bunda, mendekap kakinya agar Bunda mengurungkan niatnya lagi untuk merantau ke negeri orang. Aku meronta-ronta. Tangisanku tak mampu mencegahmu pergi Bunda, mengapa.

Beruntungnya nenek mampu menenangkanku. Pelukan hangatnya mampu memberikan rasa aman dan nyaman padaku. Hari-hari selanjutnya aku tumbuh dan besar dalam perawatan, didikan dan kasih sayang nenek.

Sejuta Bunga, 15 Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post