Wijaya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SELALU ADA CERITA DIBALIK PERBEDAAN

Reuwas dan keuheul, perasaan pertama mendengar percakapan siswa saya. Sanen namanya, “buku kami tinggaleun di imah, ja dia teu mere nyaho ka kami jing”. Dialog Sanen dengan Ojan siswa kelas IX. Kalimat yang tidak biasa saya dengar ketika mengajar di Kota Bandung. “Meni kasar kieu ieu barudak”, celoteh saya dalam hati. Itulah kalimat pertama yang didengar ketika saya ditugaskan sebagai CPNS.

Suasana berbeda yang saya rasakan ketika masuk kelas. Kaget, bingung, dan salah tingkah menghadapi siswa. Kebingungan yang ternyata tidak hanya saya alami dan rasakan. Sebut saja Yudi Henrawan, teman satu angkatan dari Kota Bogor merasakan hal yang sama. Sebagai guru yang ditugaskan di daerah baru. Menuntut saya bersikap bijak. Bijak dan bersabar dengan segala hal baru yang dirasakan.

Tanpa disadari di pojok ruang kantor yang terbuat dari triplek. Berdiri kepala sekolah dengan tatapan khasnya. Iyas Sapruji namanya, berasal dari Kabupaten Bogor. Dengan santun dan suara khasnya beliau memanggil kami yang tampak keheranan melihat tingkah laku siswa. Ternyata dari awal beliau mengawasi dan mengamati kami.

Tanpa berlama-lama, kami bertujuh akhirnya segera memasuki ruang kelas IX. Pertemuan dilakukan setelah bel pertanda jam terakhir proses belajar mengajar selesai. Tanpa panjang lebar dan basa-basi, beliau langsung memberikan arahan. “Khusus kepada guru baru yang tidak berasal dari kabupaten Lebak, harap mafhum menyikapi lingkungan baru tempat bertugas. Amati, pelajari dan sikapi dengan bijak kondisi siswa di sekolah”. Pesannya dengan tegas.

Tidak terasa sudah 30 menit pertemuan berlangsung. Tanpa diduga datanglah 2 siswi menghantarkan kudapan. “Pak, Ibu kami mawa gogodoh mantang silakan di dahar”. Saya dan Yudi pun kembali mengernyitkan dahi. Kudapan telah tersaji di meja kami, lalu siswi tersebut pergi meninggalkan ruangan sambil tersipu malu.

Akhirnya tatapan guru yang berada di ruangan kembali terfokus kepada kepala sekolah. Pembekalan pun dilanjutkan kembali. Dengan lirih saya berkata “Beda basa beda carita".

WW

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seru ya pak, beda bahasanya. Bisa menjadi cerita deh. TOp Pak. Salam Kenal.

14 Aug
Balas

Artinya apa ya Pak ?bahasa Sunda kah itu?

14 Aug
Balas



search

New Post