Oktober 2009 kali pertama saya menginjakan kaki di satuan pendidikan tempat ditugaskan. Sekolah yang tercantum di SK CPNS. Masih teringat dan akan kusimpan menjadi peristiwa bersejarah dalam meniti karir.

Tepatnya di Aula badan kepegawaian daerah (BKD) saya menunggu dengan penuh harap. Kutengok di sekeliling, terlihat wajah yang menyiratkan kecemasan dan kekhawatiran. Satu persatu nama-nama yang lolos seleksi kedepan untuk menerima SK.

Suasana pembagian SK pun berubah menjadi lautan senyum dan bahkan tangisan. "Aya naon dibagi SK kalahkah ceurik?" Tanyaku dalam hati. Saya dengan beberapa teman yang juga kakak angkatan dan satu amamater hanya mengernyitkan dahi tanda keheranan.

Demi menjawab rasa penasaran, saya beranikan diri bertanya kepada CPNS yang asli dari Lebak. Sebut saja Rouf namanya. Kulontarkan pertanyaan yang tadi hanya kusimpan dalam hati. "Mereka yang pada menangis, ditempatkan di sekolah yang jauh pa". dah jauh dari rumah, akses transportasinya terbatas. Apalagi kalau ditugaskan di Sobang, Cisimeut, Panggarangan, Cijaku, Cilograng. Jelasnya singkat dengan logat khas Lebak.

"Benarkah sampai segitunya" gumamku. Akhirnya saya pinjam peta kabupaten Lebak dari Ahmad. Kubuka bersama-sama dengan teman-teman yang berasal dari Bandung. Setelah peta terbuka, kulihat dan kuamati satu persatu nama yang disebut temanku tadi. "Jay, jauh geuning Cilograng ucap Tresna, euleuh Banjarsari oge ucap Dini Wahyuni dan hore teu teubih abdimah ujar Enden dengan ekspresi bahagia." Saya pun berucap, "Alhamdulillah dimana saja tetap jauh", ucapku tegas.

Tidak berselang lama, "Wijaya silahkan kedepan", pinta panitia. Amplop berwarna coklat bertuliskan angka 149 saya terima. Saya kembali duduk ke tempat semula. Lalu dengan cepat teman-teman lain mengerubuti. Hayoo.."Wijaya dibuka amplopnya" ucap keras Rahmat. Tanpa berlama-lama, akhirnya saya buka. Sambil bingung, kubaca SK tersebut. Tempat bertugas Sekolah Menengah Pertama Negeri Satu Atap 4 Cileles.

Celetuk salah seorang di belakang. "Wah itumah 42 KM dari sini. Susah angkutan umum, lewat perkebunan, jalannya nanjak, sekolahnya kecil, muridnya sedikit. Jauhlah pokoknamah." Ucap Budi setelah saya tahu namanya dengan semangat.

Pembagian SK CPNS akhirnya selesai dilaksanakan. Kulihat beberapa teman seangkatan yang lulus ada yang langsung tergopoh-gopoh keluar masuk Kantor BKD. Sambil berjalan bersama si Merah. Saya berpapasan dengan seorang yang wara-wiri tadi. Dengan nada pelan saya bertanya, "Ada apa Bu langsung ke Kantor BKD?". "Mau minta ganti tempat tugas", ucapnya pelan. Ooohh..Gumamku dalam hati.

Akhirnya kunyalakan si Merah dan bergegas menuju rumah orangtua angkat untuk menginap. Keesokan harinya, saya diharuskan menghadap pimpinan satuan pendidikan tempat ditugaskan. Melapor dan segera meminta surat keterangan melaksanakan tugas (SKMT). Sesampainya di Lembur Sawah, saya langsung masuk kamar dan merebahkan badan saking lelahnya.

Saya terbangun dari lelap. Lalu kulihat jam di HP menunjukkan pukul 4.30. Suara panggilan yang indah berkumandang. "Om shubuh, ke Masjid Yuk" pinta Didin anak bontot orangtua angkat ku. Saya pun bergegas menuju Masjid yang posisinya tepat di seberang jalan.

Dalam perjalanan ke rumah, saya pun teringat kembali sosok seseorang yang belum sempat saya berkenalan. Sosok yang hanya bisa saya lihat dari kejauhan. Iya sosok itulah yang memantapkan langkah meniti karir saya di kabupaten 1001 Pesantren.