Wiji astuti

Saya Ibu dari 7 anak, mengajar Biologi di SMAN 1 Tanjung Raya.Kini sedang belajar agar bisa menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi saya dan orang banyak....

Selengkapnya
Navigasi Web

Balada Cinta Nana Thea edisi Ketika Gadis Seribu Gaya Jatuh Cinta

KETIKA GADIS SERIBU GAYA, JATUH CINTA

“ Nana!!!!” teriak ibu dari dalam kamarku. Aku benar-benar kaget, tidak pernah ibu memanggilku dengan sebutan nama dan dengan nada yang tinggi. Dia selalu memanggilku Nduk, panggilan sayang untukku, tapi saat itu, ibu berteriak sambil menyebut namaku, ‘Ini pasti ada masalah besar’ batinku saat itu. Aku segera berlari ke arah kamar dengan hati berdebar-debar. Belum sempat masuk ke kamar, tiba-tiba ibu sudah berada di depanku. Dengan sorot matanya yang tajam, sorot mata yang tidak pernah kusaksikan sepanjang hidupku besamanya, dia menatap mataku yang saat itu langsung tertunduk melihat apa yang ibu pegang. Ya, tangan yang memegang tumpukan surat itupun tampak terlihat gemetar.

“Iya bu,” jawabku dengan suara bergetar . Tidak terbayang apa yang akan dikatakan ibu yang kini menemukan bukti bahwa anak gadisnya sudah menjalin cinta dengan seseorang, berpacaran, kata yang tidak ada dalam kamus hidupnya. Aku benar-benar pasrah.

“Sudah lama kamu pacaran sama Yudha? Bukankah ibu sudah bilang, tidak ada istilah pacaran bagi anak ibu!! kalo mau sekolah ya sekolah yang bener!! Kalo memang sudah suka sama laki-laki ya sudah nikah saja!!, nggak usah sekolah!!!, tapi jangan sama Yudha!! Ibu tidak suka sama yang namanya Yudha.” Terdengar suara ibu berbeda ketika menyebut nama Yudha dan tidak suka, seperti penuh dengan tekanan ia mengeja kata itu.

***

Namaku Nana Thea, kata teman-temanku, aku sosok gadis yang unik , karena segala yang ada padaku selalu berbeda dengan kebanyakan ABG seusiaku. Mulai dari caraku berjalan, berbicara, berpenampilan, bergaul dengan lawan jenis, sampai termasuk caraku menata rambut.

Aku punya cara tersendiri menata rambutku yang panjang dan sedikit bergelombang. Setiap hari selalu kubuat berbeda penataannya. Hari Senin kukepang satu, lurus. Hari Selasa kukepang satu, kesamping kanan dan kuberi tambahan pita berwarna pelangi. Hari Rabu kukepang lalu kuikat dengan tali yang terbuat dari anyaman akar-akaran. Hari Kamis ganti gaya, kuikat satu kemudian kumasukkan dalam selongsong unik berbentuk spiral. Hari Jum’atnya kukepang satu kesamping kiri lalu kuberi hiasan pernik-pernik mutiara yang tersusun minimalis. Hari Sabtunya kukepang dua kemudian kutarik keatas dan kusatukan dengan jepit bunga mawar yang terbuat dari plastik yang unik. Hal inilah salah satu yang membuatku selalu ditunggu teman-teman di sekolah terutama yang wanita, tentang gaya apa lagi yang akan aku tunjukkan setiap harinya.

Satu hal lagi yang berbeda padaku adalah caraku bergaul dengan lawan jenis. Kalau teman-temanku biasa bercanda dengan teman laki-laki sambil sesekali menepuk punggung, mencubit, bahkan kadang-kadang sambil tarik-tarikan tangan, maka hal itu tak akan pernah kulakukan. Aku bisa marah besar kalau ada teman laki-lakiku mencoba memegang bagian tubuhku, kecuali sekedar salaman, selain itu noway, itu prinsip yang sudah melekat kuat dihatiku. Bergaul yes! Sentuh-sentuh No!

Prinsipku ini ternyata telah menarik perhatian seorang siswa seangkatan tetapi beda kelas yang bernama Yudha . Sosok yang ceria, ramah, supel dan super ganteng, lengkap dengan senyum manisnya yang selalu tersungging dengan deretan gigi yang rapi dan super putih, mirip bintang iklan pasta gigi . Hampir semua teman yang wanita, mengidolakannya bahkan hampir sebagian besar berharap bisa jadi kekasihnya, kecuali aku. Aku kurang suka sama pria yang kurang berprestasi. Dan Yudha selama hampir 3 tahun di sekolah tidak pernah masuk ke kelas unggulan, sehingga dia tidak pernah sekelas denganku. Tapi semuanya berubah hari itu….

Pagi itu hatiku berbunga-bunga, sambil bernyanyi kecil aku mulai dengan lincah menata rambutku di depan cermin.

‘Hari ini aku akan menatamu lebih spesial dari hari-hari biasa ya rambut, tau nggak??? Aku sedang jatuh cinta.’ gumamku.

Dua hari lalu aku menerima surat cinta bersampul merah jambu yang kuterima terima lewat Doni, tetangga sebelah rumah sekaligus teman sekelasku. Bergetar hatiku saat membuka perekat amplop yang seakan-akan melambat untuk bisa terbuka. Dag..dig…dug…, denyut jantungku semakin bergemuruh membaca kata demi kata yang ada di dalam surat cinta itu.

Baru kali ini aku tahu yang namanya surat cinta dan baru kali ini ada teman laki-laki yang berani mengirim surat cinta padaku. Selama ini banyak teman laki-laki yang suka dan ingin menjalin hubungan spesial denganku tapi hampir semuanya tidak bernyali ketika mengingat sosokku yang sepertinya tidak mungkin bisa dijadikan pacar menurut pandangan mereka. Akhirnya hanya seorang Yudha, cowok terganteng di sekolahku, yang berani menulis surat itu dan surat cinta itu kini telah memenuhi ruang hatiku.

‘Aku suka sama kamu karena kamu sosok yang begitu berbeda dengan yang lain, aku bener-bener suka sama kamu Na’ cuplikan surat cinta dari Yudha itulah yang membuatku mau menerima cintanya. Sepertinya dia laki-laki yang berbeda dengan kebanyakan teman laki-laki di sekolahku.

“Bu, aku berangkat dulu yaaa” Dengan penuh ceria dan aura berbunga-bunga, kucium tangan ibu.

“Kayaknya kamu beda ya, hari ini nduk? Ada apa ya? Jangan-jangan kamu sedang jatuh cinta ya? Hati-hati, dan ingat!! Tidak ada rumusnya anak ibu pacaran! Oke?!” kata ibu sambil menggerakkan jari telunjuknya ke arahku.

“Gak kok bu, hari ini lagi jadwal jam pelajaran Bahasa Indonesia, pelajaran favoritku, jadi bahagia banget, gitu” jawabku sambil segera berlalu menuju ke luar rumah. Aku ingin segera berangkat untuk bisa mengabarkan kebahagiaan ini kepada teman-teman se “gank”ku dan yang lebih penting lagi aku ingin segera berjumpa dengan kekasihku.

Ternyata cinta pertama sudah bisa membuatku berani berdusta pada ibu, padahal hari ini jadwalnya jam olahraga, pelajaran yang paling tidak kusukai.

Begitu sampai digerbang sekolah, ternyata aku sudah ditunggu teman-teman se-‘gank’-ku. Mereka semua tampak sedang melihat gaya dan pembawaanku yang berbeda hari itu.

Sampai dihadapan mereka, langsung aku diperhatikan dengan mata melotot, mulai dari ujung kepala ke ujung kaki sambil diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan.

“Na, lu kenape?” kesambet ya,? tanya Reni

“Happy bangetz?” senyam-senyum dari tadi, dapet tambahan uang saku dari ibumu ya?” tanya Ati sambil meraba saku rok tempat biasa aku menaruh dompetku.

“Beda lagi ?” Ini rambut dipakein pita love-love segala! warna pink lag,” Tambah Santi menimpali sambil memegang rambutku.

“Penampilan lu spesial ?” kaos olahraganya warna merah lagi, jarang-jarangnya lu pake merah?? Ada apa ini oi…??” kata Leny tak kalah herannya.

“ Dan satu lagi, wangiii bangetz hari ini, sejak kapan kamu suka parfum Na??? seru Ana sambil mendekatkan hidungnya pada baju seragamku.

Sambil tarik napas dalam, aku minta semua temanku untuk mendekat padaku sambil menyodorkan kepala mereka semua kearah ku.

“Sini gua bisikin,” Sambil menarik napas, diam sesaat…. sampai teman-teman kubuat tambah penasaran.

“Cepetan Nana!!!!” seru mereka nyaris bareng.

“Gua…. gua…. lagi…” Sunyi sejenak. “J-A-T-U-H-C-I-N-T-A.” tiba-tiba ada kesejukan hadir di lubuk hatiku, lega karena aku telah mengungkapkan perasaanku pada sahabat-sahabat terbaikku.

“Beneran??? Gak lagi kesurupan kan lu?!” Seru Leny sambil mengguncang bahuku.

“Cowok mana yang bisa bikin seorang Nana jatuh cinta?” Reni menimpali sambil mengangkat kedua tangan dan bahunya.

“Kalo gua boleh tebak… Satu-satunya cowok yang pantas buat lu di sekolah ini cuma… Yudha. Ya gak teman-teman???” seru Ati penuh keyakinan.

“Hayoooo… Yudha ya? Bener kan? Dia kan????” tambah Ana.

“Ya…., sengaja kugantung kalimatku sesaat,

“Bener, Yudha yang sudah bikin gua jatuh cinta.” jawab ku dengan mata berbinar-binar dan senyuman yang kubuat super manis . Pasti pipiku tampak merona saat itu ketika aku mengucapkan kata ‘J-A-T-U-H- C-I-N-T-A’…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya, Bu... Asyik dan seru .. Salam sukses selalu

26 Oct
Balas

Mantab cerpennya bu. Ide cerita yang bagus. Salam sukses selalu

26 Oct
Balas

Wewhh ceritax keren Bu.... Gaya bahasax gurih

26 Oct
Balas

Keren Nji.. ditunggu lanjutan kemarahan ibunya.. jadi penasaran...

25 Oct
Balas



search

New Post