#Tantangan Gurusiana 365# Hari ke 434

Hari Guru

Oleh Wiji Hastutik

"Bu mana si kembar," tanya Makwo tetanggaku.

"Memang ada apa, Makwo? tanyaku

"Tadi siang mereka ke rumah dan menekan bucket bunga," jawabku

"O, begitu. Tapi bucket bunga mereka sudah ada," jawabku.

Memberikan setangkai bunga, kado atau apapun untuk guru adalah hal wajar di setiap peringatan hari guru yang akan jatuh besok pagi jum'at 25 November 2022. Sebagai seorang guru di sekolah, aku sesungguhnya adalah guru pertama dan utama di rumah sebagaimana dalam ajaran islam yang mengatakan bahwa keluarga adalah madrsah pertama nadi anak. Oleh karena itu aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk bisa selalu menghargai para gurunya yang sudah dengan susah payah mendidik, membimbing dan mengajarnya sepenuh hati.

Setangkai bunga hanyalah simbol ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas perjuangan dan dedikasi guru dalam mewarnai masa depan mereka.

Aku merasa bersyukur atas ide dan gagasan mereka berdua yang masih belia, tanggal terhadap situasi dan peduli terhadap sesama.

"Assalamualaikum," suara salam terdengar dari gadis berdua.

"Walaikumsalam," jawabku.

"Adik pesan bucket bunga ya? tanyaku spontan.

"Iya," jawabnya kompak.

"Untuk apa,Nak," keluhku.

"Untuk acara besok, Ma," jawabnya kompak.

Gadis berdua ini pun berlalu ke kamar dan mengambil sejumlah uang untuk diserahkan pada Makwo. Kedua gadis kembar ini tampak bahagia dan memegang, menciumi bucket bunga itu.

Sebelum Makwo pulang, ia membisikksn sesuatu bahwa bahwa bucket bunga itu untukku. Mereka bilang Mamanya juga guru, jadi mereka mau memberi yang terbaik untukku. Aku tertegun mendengar penjelasan Makwo. Rasa haru dan bahagia mengetahui akan hal itu, mereka tak meminta uang sepeserpun padaku. Mereka menabung untuk memberi kejutan bahagia untuk Mamanya. Hingga aku menulis ini, mereka berdua masih Asyik di kamar yang merenda buket agar lebih indah.

Muara Bungo 24 November 2022