Wiji hastutik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Terjerat Asmara Hitam 121 (Tagur 399)

Terjerat Asmara Hitam 121 (Tagur 399)

#Tantangan Gurusiana 365# Hari ke 399

Terjerat Asmara Hitam 121

Oleh Wiji Hastutik

Perjalanan menuju ke kota tidaklah membutuhkan waktu lama. Dimas dan rombongannya tiba tepat jam buka praktek Dokter Permadi. Sayangnya, ia tak langsung bisa berkonsultasi karena para pasien seharusnya sudah mendaftar jauh hari sebelumnya. Untung saja setelah satu jam menunggu, ia mendapat panggilan karena ada klien yang mengcancel registrasinya.

Bu Arma masuk ke dalam ruangan dokter didampingi oleh anak dan kakaknya.

Mereka berdua berkonsultasi pada dokter kejiwaan setelah memperhatikan beberapa gejala yang muncul pada Bu Arma. Dokter menjekaskan bahwa permasalahan kejiwaan atau gangguan kesehatan mental seringkali dikaitkan dengan adanya faktor psikologis tertentu, seperti stres berkepanjangan. Dokter Permadi dibantu oleh dua asistennya melakukan berbagai pemeriksaan. Pemeriksaan itu diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan psikis, yang dilakukan melalui berbagai cara, seperti questioner, wawancara maupun pemeriksaan secara langsung pada pasien.

Berdasarkan pemeriksaan awal, dokter mendiagnosa Bu Arma bahwa ada kejadian yang membuat beliau trauma.

"Apakah anda bisa menjekaskan tentang itu? tanya Dokter.

Dimas maupun Kakak Bu Arma hanya menggelengkan kepala.

"Baik, kapan Ibu anda mulai menunjukkan sakit begini?, Dokter kembali bertanya

"Sejak sepeninggal ayah," jawab Dimas.

"Apa ada seseorang yang dicintai Ibu anda setelah itu?, lanjut Dokter.

Pertanyaan itu membuat Bude dan keponakannya ini bingung.

"Baik, berkemungkinan ada seseorang yang sangat Ibu anda cintai dan setali tiga uang," jelas Dokter.

"Jadi, jaga perasaan Ibu agar beliau tetap stabil dan nyaman. Dukungan orang-orang terkasih adalah obat terbaik selain doa pada Yang Kuasa," tambah sang Dokter.

"Baik, Dok, terima kasih atas saran dan masukannya," jawab Dimas.

Dimas membawa keluar sang Mama dari ruang Dokter. Dimas berniat ingin memaksimalkan pengobatan Mamanya di saat ia mengambil cuti. Ia berkeliling mencari penginapan agar tiga hari kemudian, ia bisa berkonsultasi kembali dengan Dokter Permadi.

Di sepanjang perjalanan, pikirannya terus menganalisa ucapan Dokter tentang kejadian trauma yang dialami oleh Mamanya. Ia terus berharap upayanya ini tidaklah terlambat untuk menyembuhkannya. Dimas masuk ke sebuah penginapan yang teeletak sedikit di.luar pusat kota agar suasana tenang mampu menciptakan kenyamanan bagi sang Mama.

Bersambung ...

Muara Bungo 20 Oktober 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post