Wiji hastutik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Terjerat Asmara Hitam 123 (Tagur 401)

Terjerat Asmara Hitam 123 (Tagur 401)

#Tantangan Gurusiana 365# Hari ke 401

Terjerat Asmara Hitam 123

Oleh Wiji Hastutik

Deretan para guru, staff tata usaha juga perwakilan siswa mengunjungi Bu Arma. Mereka dengan antusias ingin mengetahui sejaauh mana perkembangan kesehatan salah satu guru mereka.

Sekolah sengaja dipulangkan satu jam pelajaran lebih awal agar mereka tak kesorean pulang ke rumah masing-masing.

Rona ceria terpancar di wajah mereka, mereka ingin bertemu dengan guru mereka yang sedang sakit, memberi motivasi dan semoga bisa menjadi obat tersendiri bagi Bu Arma.

Teriknya sang mentari yang semakin menghangat tak melunturkan niat mereka, justru sebaliknya semakin menghangatkan geloranya.

Tepat berhenti di sebuah rumah berwarna abu-abu mereka harus menelan rasa kecewa karena rumah sudah kosong tanpa penghuni. Mengisi kekecewaan mereka, mereka menulis berbagai pesan di kertas dan memasukkannya melalui lobang kecil di bawah pintu, lobang angin diatas pintu atau jendela. Pada dasarnya, semua isinya sama yaitu mendoakan kebaikan bagi kesembuhan guru mereka yaitu bu Arma.

Sementara itu, Bu Arma yang mulai duduk santai menunjukkan perkembangan positif usai berkonsultasi dengan dokter Permadi. Hal itu membuat Dimas dan Bude bahagia, dan rencananya mereka akan membawa kembali ke Dokter tersebut agar Bu Arma bisa menghilangkan masalah trauma yang dialami. Dimas melakukan konsultasi empat mata dengan Dokter sementara Bu Arma yang ditemani oleh Bude sedang memperoleh terapi kejiwaan dan kebugaran. Dimas menceritakan segala hal yang ia tahu tentang hubungan Mamanya dengan seorang wanita bernama Lastri. Secara jujur Dimas mencium hal atau gelagat yang tak baik diantara Mama dan mantan kepala sekolahnya itu sehingga dengan tegas ia melarang dan meminta mereka berpisah.

"Mereka saling mencintai, mereka saling membutuhkan, tak semudah itu mereka bisa berpisah begitu saja. Justru itu yang membuat Mamamu tertekan," bantah sang Dokter

"Jadi, saya harus bagaimana Dok?," tanya Dimas bingung.

"Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk memisahkahkan mereka," saran Dokter.

"Baik Dokter," jawab Dimas.

Setelah mengikuti tiga kali konsultasi dengan Dokter Permadi, Dimas memutuskan untuk membawa sang Mama pulang ke rumah apalagi melihat perkembangan pada diri Mamanya.ysng semakin membaik.

Semakin hari, kondisi Bu Arma semakin menggembirakan, Ia sudah bisa melakukan aktivitas-akivitas normal sebagaimana biasanya. Tentu saja hal itu membuat Dimas puas dengan upaya pengobatan yang dilakukan. Ia bisa meninggalkan Mamanya mengingat masa cutinya yang habis. Ia akan kembali ke Kalimantan mengais pundi-pundi rezeki yang Allah telah sediakan untuknya.

Bersambung..

.Muara Bungo 23 Oktober 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post