#Tantangan Gurusiana 365# Hati ke 437

Terjerat Asmara Hitam 146

Oleh Wiji Hastutik

Tentu saja aku paham betul kemana arah pembicaraan Bayu. Hal itu mbuatku uring-uringan dan sangat kesal padanya. Dari awal kamu sudah tahu siapa aku. Aku seorang nenek, mau ditinjau dari sudut apapun tak akan ada nilai plus. Nenek TOP BGT ( Tua, Ompong dan Peyot Bukan Gadis Teehot).

Aku belajar menahan diri, menara hati, jangan sampai aku mrngamuk dan melikai orang lain.

Aku berganti pakaian rumah dan melonjorkan kaki untuk menghilangkan rasa lelah yang teramat sangat.

Bayu mendekatiku dan berusaha membujukku. Ia memijit- mijit punggungku. Ada rasa kesal yang luar biasa, kalau bukan karena demi status pernikahan, aku pastikan aku akhiru saja hubungan ini. Dasar lelaki tak tahu diri, nggak nyadar apa dengan ucapannya tadi.

Ini bukan jaman rasulullah, dimana seorang bunda Maria bisa melanjutkan seorang Bayu tanpa suami..jangan berharap keturunan dariku, gumamku penuh kekesalan.

Emosiku mulai menurun. Aku mulai berpikir bagaimana cara menyamoaikan kegundahan hati ini tentang Bu Arma padanya. Bagaimanapun, aku takkan bisa Berbuat apapun tanpa seizin dan ridhonya. Bagaimana cara memulainya," pikirku.

Lembayung senja kian merona, saatnya aku harus mandi untuk memgembalikan kesehatan tubuh dan menetralkan stabilotal emotionsl.

Bersambung ..

Muara Bungo, 28 November 2022