Wanita Hebat 89 (Tagur hari ke 214)
#Tantangan Gurusiana 365# hari ke 214
Wanita hebat 89
Oleh Wiji Hastutik
Dengan mempertimbangkan banyak hal, Marni menentukan pilihan untuk kembali ke desa mengingat anak-anak adalah tanggungjawab mutlak orang tua, sementara dirinya dan Galih baru merupakan calon pasangan suami istri, ia menyerahkan segalanya pada Yang Maha Kuasa. Jika Galih adalah pria yang tepat untuk menjadi imamnya pengganti mendiang suaminya, maka bagaimanapun cara Allah pasti akan bertemu dan berjodoh juga.
Akhirnya setelah tiga hari menemani Galih, Marni, Susan dan Reno kembali ke desa. Sebenarnya Reno bisa saja tinggal di rumah sakit menjaga Galih tapi dengan siapa Susan dan Marni pulang. Ia tak tega membiarkan kedua wanita tersebut menempuh perjalanan jauh.
Reno dan rombongan sengaja berangkat selepas shalat Maghrib agar lalu lintas tak terlalu ramai.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Airin yang menaruh hati pria berbadan kekar yang telah menyelamatkan dirinya dari maut. Rasa bersalah itu yang membuat Airin ingin menebus dan berucap banyak terimakasih serta mengabdikan hidupnya pada Galih.
Penampilan Airin yang sangat modist berbanding terbalik dengan Marni yang sederhana dan seadanya.
Tidak sulit bagi Airin untuk mencari pengganti Rangga, suaminya apalagi ia adalah wanita mandiri secara finansial. Usaha bisnisnya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kehidupan. Namun demikian, Airin bukan tipe wanita yang royal dengan menghamburkan uang di cafe, nongkrong cantik bersama teman atau bentuk hura-hura lainnya.
Ia mengalokasikan dana khusus untuk anak anak di beberapa panti asuhan. Menyantuni janda-janda miskin di lingkungannya. Itulah mengapa meski statusnya sebagai single parent ia tetap di hormati di kantor maupun di lingkungan sekitar.
Setiap pagi siang dan malam, Airin rutin mengirim segala kebutuhan Galih. Lalu di malam hari ia mengirim dan membayar salah satu karyawan kantornya untuk menemani dan menjaga Galih.
Kebiasaan hidup Airin yang teratur ternyata mengundang hati Galih untuk tahu lebih lanjut.
Minggu yang cerah, seorang gadis kecil berumur dekapan tahunan menyusuri lorong lorong rumah sakit bersama ibunya. Sifatnya yang fleksible dan ceria tak menyulitkan Airin untuk membawanya kemanapun.
"Siapa yang sakit," Bunda? tanyanya dengan nada ceria. Gadis kecil ini begitu kenal dengan lingkungan rumah sakit di kotanya
"Teman Bunda,Sayang," jawab Airin.
"Assalamualaikum, sapa ibu dan anak ini.
"Walaikumsalam," jawab Galih lirih.
Pandangan Galih langsung tertuju pada gadis kecil ini. Sang gadis juga merasa menjadi perhatian, ia langsung menghampiri Galih dan mencium punggung tangan pria yang sedang terbaring di tempat tidur. Perbincangan singkat pun terjadi diantara mereka. Sementara Airin melihat perkembangan kaki Galih yang masih dibalut seusai pemasangan pen.
",Mas, sudah minum obat," tanyanya.
Galih hanya menggelengkan kepala tanpa mengalihkan pandangannya dari putri kecil Airin. Airin dengan sabar memberikan obat yang harus diminum oleh Galih. Galih terlihat begitu menikmati kebersamaan mereka.
Bersambung ...
Muara Bungo 20 April 2022
Kehadiran putri Airin menghidupkan suasana.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar