Wiliyani Hatuwe

Orang memanggilku Willy/Welly. Nama lengkap ku Wiliyani Wildanun Hatuwe. Temanku kenal dengan Willy Hatuwe saja. Mewarisi bakat Mamaku, sejak kecil aku suka m...

Selengkapnya
Navigasi Web

DAHLIA

Pagi-pagi sudah dipersiapkan motor untuk perjalanan jauh. Yah hari ini mau melihat tanah yang sudah dibeli namun tidak pernah ditengok ataupun dibersihkan. Menempuh 45 menit baru tiba ditujuan. Syukur tidak hujan diperjalanan karena cuaca sedikit mendung.

Tidak menyangka ternyata di sekitar tanahku, sudah banyak pemukiman dengan model cantik-cantik, gaya rumah Eropa.

"Baru datang mba?" Sapa teh Lia.

"Iya Teh, baru ada waktu" jawabku.

"Sebelum pulang, mampir rumah ya mba" ajaknya.

Setelah ku bersihan pondok kecil di tanahku, aku melamun seketika mengenang sulitnya mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk dapat memiliki tanah dengan pondok kecil ini.

Tiba-tiba lamunanku bunyar ketika mataku tertuju dengan bunga cantik dengan pot tanah yang cantik juga. "Ini bunga mengapa ada di sini, milik siapa?" gumamku.

"Ayo masuk mba?" Sambut Teh Lia, Aku sudah berdiri di depan pintu rumah Teh Lia mengucapkan salam. "Teh saya....???," Belum usai kalimat ku...

"Bunga ya? Itu namanya Bu Dahlia, sama seperti nama Teteh cantik kan?," jelas nya.

"Oh Teh Lia beri untuk saya," sahutku girang.

"Bukan Teh Lia, tapi tuh yang kasih," Teh Lia berkata sambil wajahnya memberi isyarat ada orang di belakang ku.

Dahiku langsung mengkerut, siapa?...

Adik Teh Lia pernah dekat denganku. Namun hubungan semakin hampa, sebab kami masing-masing egois memilih kerja terpisah jauh. Dan empat tahun adik teh Lia dikabarkan hilang ketika terjadi kerusuhan di kota tempat kerjanya.

"Dina...," Aku tertegun mendengar suara itu.

Aku membalikkan tubuhku, dan Aku terpana tak kuasa berkata-kata, tanpa sadar air mataku tertahan di pelupuk mata. Namun aku berusaha tersenyum.

Di sepanjang perjalanan pulang, air mataku tumpah. Untung kaca helm hitam, jadi bebas aku menangis. Bukan perpisahan yang kutangisi tapi pertemuan yang kusesalkan. "Seperti syair lagu," gumamku.

Sebelum hilang, memang adik Teh Lia berjanji akan membawakan bunga Dahlia untukku. Hadiah rasa sayangnya. Namun janji itu baru ditepati di saat keadaan telah berubah. Aku sudah tidak sendiri lagi.

Berau, Selasa 6 Oktober 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerpennya keren Bu

06 Oct
Balas

Keren sekali bu. Sukses selalu dan salam literasi

06 Oct
Balas

Keren bu. Salam sukses.

07 Oct
Balas

Lanjutkan

10 Oct
Balas



search

New Post