WILNI OKTAVIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KETIKA KEBERANGKATANMU TIDAK TERJADWAL

Bagaimana perasaanmu ketika harus masuk ke rumah orang yang tidak pernah mengharapkanmu? Pasti kamu enggankan? Jangankan untuk masuk, untuk datang saja kamu sudah enggan. Tetapi itulah tugasnya kematian. Harus mengambil sesuatu di tempat orang yang bersedia ataupun tidak bersedia menerima beliau. Tidak setiap manusia bersedia menerima kematian dengan tangan terbuka. Padahal kita telah masuk daftar antrian.

Ketika nanti sampai pada antrian kita, siap atau tidaknya kita kematian itu pasti akan datang. Kenapa kita tidak mencoba untuk menyambut kedatangannya? Buatlah persiapan untuk menyambut kedatangan kematian tersebut. Karena dia datang tidak pernah mengetuk pintu. Dia datang tidak pernah memberi kabar. Karena itu kita harus membuat persiapan untuk menanti kedatangannya juga setiap hari.

Kemarin dia datang pada suami Bunga Citra Lestari. Bagaimanakah persiapannya? Hanya dia dan Allah yang tahu. Tetapi, apakah kematian itu datang memberi kabar kepada mereka? Tidak, makanya Bunga Citra Lestari begitu kaget dan terluka.

Aku juga pernah merasakan kaget, sedih dan tidak siap menerima kematian orang yang disayang. Itu terjadi ketika ayahku meninggal mendadak sama seperti suaminya Bunga Citra Lestari. Aku merasa tidak siap, merasa tidak sanggup melepas kepergian ayah. Bahkan aku berpikir sanggupkah aku menjalani hari-hari tanpa ayah. Mungkin apa yang aku rasakan dulu sama seperti apa yang dirasakan Bunga Citra Lestari.

Walaupun yang pergi mungkin sudah siap untuk berangkat, tetapi yang mengantar kadang belum siap untuk melepaskan. Tetapi, percayalah. Ketika kita sudah punya banyak persiapan, pasti kita sudah siap berangkat. Walaupun yang ditinggalkan tidak siap melepaskan, pasti lambat laun mereka akan melepaskannya dengan ikhlas.

Setiap kita pasti akan berangkat. Karena itu kita harus membuat persiapan untuk berangkat. Jadwal kita tidak pasti, karena itu persiapannya harus dilakukan sepanjang hari. Jangan sampai kita berangkat tanpa bekal karena kita tidak pernah bersiap-siap. Apa yang akan kita persembahkan nanti kepada-Nya saat berjumpa. Tidak malukah kita kembali tanpa oleh-oleh? Padahal, begitu jauh perjalanan yang kita tempuh. Begitu lama waktu yang telah kita pakai.

Semoga saat giliran keberangkatan kita tiba. Kita sudah mempunyai banyak oleh-oleh dan bekal untuk dibawa menghadap-Nya. Aaamiiiinn ya rabbal alamin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post