Winarsuci Rahayu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Adul Dan Alfhabet

Adul Dan Alfhabet

Adul, begitulah orang-orang memanggilku, ayah dan bunda memberi nama Abdullah Badran Dhiaurrahman, berharap aku menjadi cahaya dan selalu mengasihi orang-orang disekitarku. Sekarang aku berusia 14 tahun dan duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Mungkin kalian heran kenapa di usia yang seharusnya sudah duduk di bangku SMP aku malah masih di SD, sampai sekarang aku juga masih belum paham.

Yang aku tahu, Waktu itu sering kudapati bunda keluar dari ruang guru dengan ekspresi sedih, kemudian memelukku tak lama kemudian aku harus pindah ke sekolah baru. Pernah juga bunda keluar dari ruang guru dengan ekspresi marah dan kecewa, namun ketika melihatku ada tatapan luka yang ia simpan dan tak bisa aku mengerti, yang aku tahu hanya kata "sedih" untuk bisa menggambarkannya. Dan seperti biasa setelah itu aku kembali berpindah ke sekolah baru.

Di sekolah yang dulu, aku lebih suka menyendiri, aku benar-benar tak suka keramaian, aku juga tak suka berteman. Mereka bilang aku nakal, karena suatu ketika aku memukul radit teman sebangkuku di depan kelas. Padahal aku bermaksud membela diri, jengah karena radit dan teman-temannya mengatakan aku anak yang bodoh dan tolol. Bu guru juga pernah mengatakan aku nakal dan bodoh, karena aku tak pernah bisa menjawab soalnya dengan benar. Dia bilang, aku tidak pernah serius belajar dan cuma bermain-main saja.

Pernah suatu ketika, bu guru menghukumku berdiri di depan tiang bendera selama dua jam sambil memberi hormat. Dia melakukannya karena kesal, aku tidak mengerjakan soal latihan yang ia berikan dengan benar, bu guru bilang aku menuliskan jawabannya dengan asal dan sembarangan seperti tidak niat untuk belajar. Aku hanya bisa menangis, memangnya apa salahku, aku sudah berusaha keras membedakan bentuk huruf "d" dan "b", aku juga sudah berusaha keras mengingat untuk menuliskan angka "9" dengan benar agar tidak tertukar dengan angka "6", aku bahkan sudah berusaha berlatih menuliskan kata "ibu" dengan huruf alfabet sesuai urutan yang seharusnya, tetapi aku gagal meskipun aku sudah berusaha dengan keras.

Berkali-kali bu guru marah dan kesal kepadaku karena bosan mengajari menuliskan huruf-huruf alfabet kepadaku, tetapi aku tak kunjung memahaminya, lalu dia menyerah dan mengembalikan aku kepada bunda, merasa sudah tidak sanggup dengan kebodohanku. Aku bersumpah bukan aku nakal, aku juga bukan tidak serius belajar, tetapi alfabet benar-benar terasa rumit untukku. aku berusaha menuliskan apa yang aku lihat, tetapi aku tidak tau mengapa hasilnya tidak sama dengan apa yang aku tulis. aku tidak tahu setiap aku ingin merangkai huruf-huruf itu kepalaku terasa berputar, huruf-huruf itu seperti berputar berlarian, mataku seperti menatap benang kusut yang entah bentuknya menjadi rumit untuk di rangkai. Aku pikir aku sudah menuliskan jawaban dari setiap soal dengan benar karena aku tahu jawabannya, tetapi kenapa bu guru selalu memberi nilai nol dan setelahnya memarahi bunda dan membiarkan bunda keluar dari ruanganya dengan derai air mata.

Sekarang aku masih di sekolah dasar bersama teman-teman yang lebih kecil dari aku. Aku masih suka menyendiri, karena takut jika aku berteman aku akan di bully kembali oleh teman-temanku karena aku anak bodoh. Ahh ... Bunda menyebutku bukan anak bodoh tetapi istimewa, aku hanya sedang menderita sakit disleksia, aku tidak paham penyakit apa itu, tetapi bunda bilang suatu saat aku akan sembuh jika aku rajin berlatih. Pak Alex juga bilang begitu, dia adalah guru baruku disini, q senang belajar dengannya, dia tidak pernah marah padaku meski aku selalu membuat kesalahan. Ketika aku tidak bisa menuliskan namaku dengan benar dia malah menyuruhku berlatih menuliskannya memakai tepung dan pasir. Atau malah membawakanku permen yuppi kesukaanku berbentuk huruf-huruf alfabet banyak sekali, lalu menyuruhku menyusunnya menjadi kata "adul", aku boleh memakan permennya jika aku sudah berhasil. Aneh memang, tapi aku merasa alfabet menjadi lebih mudah. Dia bertanya apa yang aku sukai, lalu aku menjawab piano dan bernyanyi. Entah kenapa ketika menyentuh tuts piano terasa begitu ringan dan mudah aku memainkannya. Menurutku terada lebih mudah aku merangkai nada-nada tuts piano itu menjadi sebuah lagu dari pada harus merangkai huruf-huruf alfabet menjadi sebuah kalimat.

Dan disinilah aku sekarang, tengah memainkan piano dan menyayikan sebuah lagu "bunda", di tengah-tengah para orang tua di acara pentas seni sekolah kami. Untuk pertama kalinya aku merasa bahagia mendapat tepuk tangan dan pujian dari orang-orang dan teman-temanku. Aku seperti bersemangat dan untuk pertama kalinya merasa bukan anak bodoh lagi, aku merasa bahagia melihat senyum bangga dari bunda untukku. Dan aku merasa menjadi sangat istimewa karena mereka menghargaiku. Pak alex bilang aku harus selalu percaya dengan diriku sendiri, karena aku bukan anak bodoh. Dia bilang Tuhan tidak pernah menciptakan makhluknya dengan kekurangan, pada orang cacat sekalipun, karena mereka dibekali dengan kelebihan yang berbeda. Setiap manusia punya kekurangan, tetapi banyak keistimewaan, jangan abaikan keistimewaan itu meskipun hanya sedikit terlihat karena tertutup dengan banyaknya kekurangan, tetaplah bersyukur dan menghargai apapun yang ada pada dirimu.

Semarang, 11 Januari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa!

13 Jan
Balas

Yeeeeaayyyy .... Di komen&d apresiasi sama pemred media guru

13 Jan

Bagus bu cerpenya...sy membaca sampe berkaca-kaca. Menginpirasi, mengali potensi yang terpendam ...punya kecerdasan.....apa bu namanya...? Lupa he he..

13 Jan
Balas

linguistik ? bahasa namanya

13 Jan

Trimakasih apresiasinya bapak ...

13 Jan

Subhanallah... indahnya mensyukuri nikmat bunda... sukses selalu dan barakallah

13 Jan
Balas

Amiinnn ... Trimakasih apresiasinya bunda ...

13 Jan

Serasa berkaca pada diri sendiri, Bun. Seperti anakku, anak istimewa . Tapi saya yakin anak-anak sini insyaallah gifted kok.

13 Jan
Balas

Wahhh ... Bertemu super mom disini ... Pastinya setiap anak itu istimewa

13 Jan

Terimakasih apresiasinya ..

13 Jan

Luar biasaaaa

13 Jan
Balas

Terimakasih apresiasinya bu ...

13 Jan

Wah ini kisah nyata ya ? Salut...

13 Jan
Balas

Seperti kisah nyata ya?? Padahal bukan sii ... Ini fiksi, Cuma trinspirasi dr salah satu siswa istimewa d kelas saya

13 Jan

Terimakasih apresiasinya ...

13 Jan

Wah ini kisah nyata ya ? Salut...

13 Jan
Balas

kalau ga slah ini seperti kisahnya Einstein (Albert Einstein) deh

13 Jan
Balas



search

New Post