Winarsuci Rahayu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Memori Buku Lecek

Memori Buku Lecek

Suasana riuh para pedagang saling bersahutan menawarkan barang dagangannya, para pengunjung pasar tradisional berlalu lalang mencari bahan keperluan. Seorang gadis belia berusia 11 tahun, terlihat tak henti-hentinya mengayunkan kipas dan mengusap keringat. Ia tampak kesal berada di tempat ini.

"Ayo bunda ... Cepet ...", rengek cherry menyuruh bundanya yang sedang belanja untuk segera pulang. Yah ... Bagi cherry, seorang anak gedongan yang terbiasa keluar masuk mall tidak akan betah berlama-lama di pasar tradisional yang bau dan becek. Jika bukan karena bundanya mengancam tidak akan membuatkan hidangan untuk acara ulang tahunnya ia tidak akan mau datang ke tempat ini.

"eeuuhhh ... Bunda kapan selesainya sii ..., haus nich ...", keluh cherry lagi, tak henti-hentinya dia menggerutu. Bunda yang tau kondisi cherry segera berkata, " dah, kamu balik ke mobil aja sana, dari pada ribut terus".

Mendengar perkataan bunda, tanpa banyak ba bi bu Cherry langsung ngeloyor menuju parkiran.

Dalam perjalanannya, ia berpapasan dengan seorang laki-laki bertubuh besar, lengannya di penuhi dengan tato, telinga dan hidungnya di tindik, rambutnya yang gondrong di tambah kumis tebalnya membuat laki-laki itu tampak seram dan terlihat garang. Cherry menjadi ketakutan dan berlari tidak melihat kiri kanan. Tanpa ia sadari, ia sudah menabrak seseorang

braakkkk ....

"Aduh ... !!!", teriak cherry mengaduh, dan sebelum cherry sadar tentang keadaannya, seorang pria muda bernama Carlo yang ia tabrak sudah mengomel karena tindakan cherry.

"eh...bisa liat jalan nggak sich??", teriak Carlo. Membuat cherry kaget dan meminta maaf,

"sorry ... Aku nggak sengaja", kata dia.

"Liat akibat perbuatan kamu, bukuku jatuh ke selokan dan jadi rusak semua", kata Carlo dengan marah. Cherry melirik ke selokan, ia lihat sebuah buku lusuh nan lecek mengapung di atas lumpur dalam selokan itu, membuat buku itu semakin terlihat mengenaskan. Tapi Cherry tetap berusaha membela diri, "Halah ... Cuma buku lecek gitu, di tukang loak juga banyak, lagian kan aku gak sengaja dan udah minta maaf juga ...", kata cherry masih menjaga gengsi.

Carlo semakin marah, dengan nada yang semakin di tinggikan ia berkata,

"buku lecek kamu bilang??, kamu tahu gimana susahnya aku bisa membeli buku itu??",

cherry tetap tidak mau kalah dan berteriak nyalang, "eh, buku lecek kayak gitu paling harganya cuma lima ribu doank di pasar loak, gak usah nyolot dech jadi orang".

Carlo semakin kesal pada cherry, nafasnya terengah-engah menahan amarah, "heh ... Mungkin bagi orang kaya seperti kamu, harga lima ribu itu sangat murah, tapi bagi kuli panggul kayak aku, harus kerja berhari-hari untuk bisa mnegumpulkan uang, supaya bisa memiliki buku seperti itu, kami harus bersusah payah hanya untuk bisa membaca".

Cherry terhenyak, ia tak habis pikir di Zaman sekarang masih ada yang kesulitan mendapat bahan bacaan. Di saat cherry dan teman-temannya bahkan dengan mudahnya mengakses internet untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan, masih ada yang hanya mau membaca saja harus bekerja berat memanggul beban untuk mendapatkan rupiah supaya bisa membeli buku, buku yang bahkan bentuknya sudah lusuh dan lecek, tak sebanding dengan kesulitan yang harus mereka hadapi.

Tapi, bukan Cherry namanya jika hatinya langsung melembut, masih dengan gaya angkuh dia berucap, "Hellooo ... Kamu gak kenal sama perpustakaan ya ..., hidup di zaman apa kamu ini??".

Carlo terdiam, lalu menjawab ucapan Cherry, " Kamu pikir, kami seperti kamu, yang punya banyak waktu luang untuk belajar dan bermain, kami harus bekerja membantu orang tua kami untuk mencari tambahan uang, perlu kamu tahu nona, kami harus mencuri waktu supaya kami bisa belajar, karena tidak banyak waktu luang yang kami miliki", perkataan Carlo yang panjang lebar, membuat Cherry hanya bisa menelan ludah. Ia menarik nafas dalam meraup oksigen untuk menjernihkan otaknya, kemudian berkata dengan nada yang sudah tidak angkuh lagi seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman dan meminta maaf.

"Sorry, aku gak bermaksud meremehkan kamu, aku nggak tahu kamu harus berjuang begitu berat demi bisa membaca". Carlo melunak mencoba membuang kekesalannya, ia memalingkan wajahnya dan ingin segera berlalu dari gadis cilik yang ia anggap sombong itu.

"Sudahlah lupakan ... Pergi saja sana", melihat Cherry tak bergeming, akhirnya Carlo memilih pergi lebih dulu.

Beberpa hari kemudian, Cherry kembali lagi ke pasar itu, kali ini ia sengaja datang untuk menemui Carlo. Agak lama ia bisa menemukan lelaki kecil yang sebaya dengan dia itu. Setelah bertemu, Cherry menyerahkan sebuah bungkusan kepada Carlo. Perlahan Carlo membuka bungkusan itu, ia terkejut tetapi juga senang. Isi bungkusan itu adalah buku lecek yang terjatuh di selokan karena insiden tabrakan itu, namun kondisinya sudah lebih baik karena Cherry sudah memeprbaikinya. Ya, setelah Carlo pergi waktu itu, Cherry mengambil buku lecek itu dari selokan dengan susah payah, lalu membawanya pulang untuk ia perbaiki. Dan ada satu lagi, sebuah Kartu tanda anggota Rumah baca, Carlo menautkan kedua alisnya tanda ia tidak paham benda apa itu. Dengan tersenyum bangga Cherry menjelaskan bahwa itu adalah Kartu anggota sebuah Rumah baca yang ibunda Cherry dirikan. Letaknya lumayan dekat dengan pasar ini dan buka 24 jam untuk anak-anak dan orang-orang yang mau membaca atau meminjam buku. Selain itu banyak kegiatan-kegiatan lain yang di adakan di Rumah baca tersebut.

Carlo tampak senang dan bahagia dengan pemberian Cherry, dan mulai saat itu mereka berdua menjadi sahabat baik, sahabat yang terjalin karena sebuah buku lecek.

Semarang, 28 Januari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post