Di kebun yang subur, bertaburan sinar matahari,

Mekarlah keindahan, pesona yang terpancar dari sana.

Sejuknya angin berbisik lirih, menyapa dengan lembut,

Di taman ini, satu bunga menarik hati, mawar merah yang terpilih.

Mawar merah, lambang cinta yang abadi dan suci,

Dalam lembut kelopaknya terdapat pesona kebahagiaan yang sejati.

Warnanya membara seperti bara api yang membara,

Menggelora di dalam jiwa, memancarkan cinta yang tak terkira.

Di setiap hujan, tetesan air menghiasi kelopaknya,

Bagaikan embun pagi yang melingkupi pesona mawar merah yang cantik.

Di siang hari, sinar matahari menyinari keindahannya,

Seolah-olah surya itu sendiri menari-nari bersamanya.

Mawar merah, engkau mengajarkan tentang kekuatan cinta,

Di hadapanmu, segala luka dan duka dapat terobati.

Meski duri yang tajam melingkari tubuhmu,

Namun kecantikan dan keanggunan tetaplah menjadi temanmu.

Dalam keteduhan malam, mawar merahmu berkilauan,

Seperti permata yang bercahaya di tengah kegelapan.

Mengirim pesan asmara yang tersembunyi,

Seolah-olah bunga itu berkata, "Cintailah dengan sejati."

Mawar merah, kau menjadi simbol kecantikan dan keperkasaan,

Melambangkan ketabahan, keanggunan, dan cinta yang abadi.

Engkau menawan hati para penyair dan pujangga,

Dalam setiap bait puisi, nama mu terukir selamanya.

Mawar merah, bunga yang terpilih,

Pesona dan keelokanmu tak kan pernah pudar atau hilang.

Kaulah inspirasi bagi hati yang rindu akan kehangatan cinta,

Mawar merah, kau menjadi puisi yang abadi dalam setiap bahasa.