Windy Amelia Wahyuni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tindak tutur dan konsep-konsep yang relevan

Tindak Tutur dan Konsep Terkait Dapat dilihat bahwa pragmatik adalah ilmu tentang penggunaan bahasa, pragmatik adalah salah satu cabang linguistik yang dewasa ini semakin dikenal dan penting, meskipun sekitar dua puluh tahun yang lalu ilmu ini jarang atau hampir tidak pernah disebutkan. oleh ahli bahasa. Hubungan pragmatis dengan tata bahasa itu sendiri saling terkait, Anda juga dapat melihat bahwa tata bahasa adalah seperangkat aturan yang dapat mengatur bahasa tradisional. Hal ini dapat dilihat dari segi fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Pragmatik juga memiliki hubungan dalam komponen bahasa, kajian pragmatik ini melibatkan bahasa dan konteks yang melatarbelakangi penjelasan bahasa.

pada hakikatnya hubungan antara pragmatik dan tindak tutur sangat erat kaitannya karena tindak tutur merupakan inti dari pragmatik. Pragmatik sendiri secara umum didefinisikan sebagai “kajian tentang hubungan antara simbol dan interpretasi”. Simbol di sini berarti satuan tuturan berupa satu atau lebih kalimat yang memiliki makna tertentu yang dapat ditentukan secara pragmatik berdasarkan interpretasi pendengar. Tindak tutur adalah kegiatan menyampaikan makna melalui pernyataan. Austin (1962) membagi tindak tutur menjadi tiga bagian: lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak lokusi adalah tindak penutur dalam mengungkapkan tuturan. Tindak Ilokusi adalah tindakan penutur untuk menyampaikan maksud. Tindak tutur perlokusi adalah tindak penutur dalam penyampaian ujaran yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi penutur untuk merespons secara verbal maupun nonverbal. Tindak Tutur dan Beberapa Konsep Terkait Tugas Tutur dan Peristiwa Tutur Bagian “Pengantar” menyatakan bahwa jika 250.000.000 orang Indonesia menghasilkan 100 ujaran per orang, maka jumlah ujaran yang dihasilkan adalah 25.000.000.000. Berapakah peristiwa tutur dan peristiwa tutur? Anda dapat menjawab pertanyaan ini dengan unit diskusi berikut (1), (2), (3) .

Ayah: Saya, tutup pintu depan ya!

Rasya: Itu abang, ya.

Konteks: Ayah dan Rasya ada di lantai 2 rumah itu. Ayah saya sedang bekerja saat itu dan Rasya pergi ke lantai 1. Pintu depan lantai 1 terbuka dan ayah saya menganggap berbahaya sehingga harus ditutup. Menurut Rasya, tidak perlu menutup pintu karena ada adik dan kakak bersamanya di lantai 1. (2)

Ibu: Mojokerto atau tidak, ya.

Ayah: Mari kita lihat bagaimana kelanjutannya, oke?

Vicky:Bukannya dilarang, ayah.

Konteks: Ibu, Ayah dan Viki tinggal di Surabaya. Orang tua ibu tinggal di Mojokerto. Pada tahun-tahun sebelumnya, mereka selalu mudik di akhir Ramadan. Saat dikomunikasikan, larangan bepergian ke kota lain karena pandemi Covid-19. (3)

Slamet: Apakah Anda mengikuti Pakdhe Slamet?

zian: (pura-pura tidak mendengar)

Slamet: Ikuti Pakdhe, oke?

Konteks: Zian adalah anak berusia 2,5 tahun yang sering dibully oleh Slamet. Slamet tetangga Zian. Pada unit wacana (1), baik Ayah maupun Rasya memediasi tindakan dan pernyataan. Ayah menyampaikan tindakan determinatif sedangkan Rasya menyampaikan tindakan deklaratif. Dua peserta terlibat dalam acara kuliah. Unit percakapan (1) berarti bahwa dua peserta berpartisipasi dalam pidato, yang masing-masing membuat pidato dan membuat pernyataan. (Suharton, 2020). Pengertian Tindak Tutur Setiap ahli memiliki pemahaman yang berbeda-beda bagaimana pengertian Tindak Tutur itu berbeda-beda, tetapi maksud dan tujuannya pasti sama. Seperti tindak tutur perlokusi, ilokusi dan lokusi (Yule, 1998), dikatakan bahwa tindak ilokusi dilihat melalui daya komunikatif ujaran. Kekuatan komunikasi sering disebut sebagai Joy Cube Power. Namun, Leech (1983) berpendapat bahwa strategi tidak dapat disamakan antara tindak tutur. Tanpa ingin mengecualikan tindakan lokusi dan perlokusi, dia percaya logis untuk menyatakan bahwa tindakan terpenting dalam teori tindak tutur Austin adalah tindakan ilokusi. Pandangan ini sejalan dengan pendapat Dik dan Kooij (1994) dan Bergen (1998) bahwa ilokusi merupakan bagian utama dari komunikasi.

Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Suhartono. (2020). Pragmatik Konteks Indonesia . Baru Driyorejo, Gresik: Graniti.

Andriana, I. (2018). Pragmatik. Surabaya: Buku Pena Salsabila.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali kak artikel nya, Semangat kuliah nya kakak

19 Apr
Balas



search

New Post