Wirda

Lahir dari keluarga sederhana, dengan 4 bersaudara yang dididik oleh seorang ibu yang sangat penyayang dan ayah yang bijaksana. Tepatnya disebuah nagari y...

Selengkapnya
Navigasi Web

SIAPA YANG BISA MENJAWABNYA?

Namanya sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Musibah yang sudah mendunia. Mulai hadir di permukaan bumi ini semenjak bulan November 2019 kalau saya tidak salah. Sekitar bulan Maret ia hadir di Indonesia, dan semenjak pertengahan Maret para siswa belajar di rumah dan guru mengajar juga dari rumah. Kepala sekolahpun bekerja dari rumah.

Sudah hampir 2 bulan para siswaku dan semua guru belajar dan mengajar di rumah. Begitu juga dengan diriku. Sesuai edaran dari pemerintah untuk memutus tali rantai penyebarannya salah satu dengan social distancing. Itulah salah satu kenapa kita harus bekerja dirumah ( stay at home )

Aku sebagai seorang kepala sekolah harus selalu memantau kegiatan siswa dan guru di rumah mereka masing – masing. Pemantaun dilakukan dari jarak jauh salah satu bisa dilakukan dengan daring.

Penggunaan internet yang belum terbiasa bagi guru apalagi siswa. Dalam hal ini ada beberapa orang guru yang belum begitu mahir dalam penggunaan IT. Tentu saja mereka sangat susah untuk pengelolaan kelasnya. Bagi guru yang sudah mahir mereka bisa dengan mudah bekerja. Yang sangat disayangkan lagi adalah susahnya sinyal di suatu daerah. Tidak satu permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, itu dari guru. Bagaimana pula dengan siswa. Rata – rata siswa di sekolah tidak mempunyai Android dari 38 siswa hanya ada 11 orang yang punya Android. Dapat dibayangkan bagaimana kewalahannya guru – guru menghadapi situasi semacam ini. Untuk berkomunikasi dengan siswa saja sangat susah. Setelah dipantau bagaimana guru memberikan tugas yaitu memfoto tugas dan dikirim pada siswa yang punya android dan nanti siswa tersebut membagi dengan teman terdekatnya. Siswa yang tiinggalnya berjauahan dan tidak punya android, apa yang harus dilakukannya?

Sangat mengkhawatirkan sekali apa yang akan terjadi dengan siswa seperti di daerah ku ini. Mereka belum terbiasa untuk belajar sendiri.

Selain keluhan guru dan siswa orang tua siswa juga sudah mengeluh bahwa mereka tidak bisa membimbing anak – anak mereka belajar karena harus ke sawah atau keladang. 90 % mata pencaharian orang tua siswa adalah petani penggarap. Kalau mereka tidak bekerja maka tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dengan arti kata tidak bisa mendampingi anak belajar di rumah. Tidak ada istilah stay at home bagi para orang tua siswa.

Disamping hal tersebut mereka tidak mengerti pelajaran dari anak – anaknya. Betapa sesuatu permasalahan yang sangat rumit.

Sampai kapankah musibah ini akan hadir di permukaan bumi ini? Siapa yang bisa menjawabnya?.

15 Mei 2020

Wirda,S.Pd.Ing

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereen bu...

15 May
Balas

Tk Ibu

16 May

Mantap

15 May
Balas

Waah penuh tantangan ya bu untuk siswa yg tidak ada android dan susah sinyal...semoga selalu semangatt ibu kepala sekolah

16 May
Balas

Tk bu, yg penting semangat ys Bu

17 May

Tk Ibu..

15 May
Balas



search

New Post