Setahun sudah saya lalui, sejak kena serangan stroke ringan pada 6 Februari 2022. Saya tergolek dan dirawat dirumah sakit siti rahmah saat itu. Sejak itu hari-hari saya lalui mesti alias wajib mengkosumsi obat-obatan setiap hari. Sejak itu pulalah rumah sakit sudah menjadi rumah kedua. Sekali dalam 2 minggu saya mesti kerumah sakit untuk kontrol rutin dan mengambil obat-obatan.

Setiap kali saya pergi kontrol berbagai keluhan dan masalah yang saya lihat. Masalah yang sering muncul adalah ketika pengambilan obat diapotik. Pada umumnya saat penganbilan obat akan selalu saya dengar keluhan dari pasien. Karena rasanya petugas terlalu lamban atau petugasnya yang tidak mencukupi dengan kapasitas kerja yang cukup tinggi. Apalagi diapotik itu tertulis bahwa waktu yang diperlukan untuk pangambilan obat 20 menit untuk obat biasa dan 30 menit untuk obat racikan. Tapi kenyataannya saya pernah menunggu 1,5 jam lebih.

Rasanya kita semakin sakit dengan kondisi itu. Apa yang salah dengan sistim rumah sakit ini. Entahlah. Kadang kita lihat sudah lebih setengah jam nomor antrian tidak pernah dipanggil. Saya lihat pelayanan yang lain bagus tapi kok di apotik selalu menuai masalah.

Pernah suatu kali saya lihat seorang bapak-bapak mencak-mencak dan mondar mandir ke loket apotik. Setelah saya tanya ternyata bapak itu jauh dari daerah Bengkulu.

Melihat persoalan seperti itu mestinya pihak rumah sakit membenahi dimana letak salahnya kenapa kok macet. Kita sebagai pasien tidak paham apa persoalan sebenarnya. Kadang saya lihat wajah perawat itupun tampak kelelahan, dan berbagai ragam pasien yang akan dihadapi. Kadang kasian juga melihat petugas dimarah-marahi pasien. Andainya kita paham betapa lelahnya mereka.

Pariaman, 09 Marer 2022 (T12)