Sejak ikut pelatihan menulis satu dokter hewan satu buku, pada tanggal 11 November 2020. awalnya saya banyak ide yang akan ditulis. Karena tidak langsung ditulis ide itu raib ditelan bumi. Makin lama penyakit lainpun hinggap yaitu malas. Semangat yang menggebu gebu mulanya untuk menulis buku solo akhirnya ambyar. Sampai saat ini tidak terealisasi.

Awal tahun 2021 mencoba ikut tantangan menulis ternyata juga tidak bertahan lama, cuma satu minggu. Saat itu karena bolak balik masuk rumah sakit. Kesempatan menulis dan kondisi yang tidak memungkinkan.

Bulan September saya melihat ajakan untuk menulis bareng pemred media guru tentang pengalaman kisah horor nyata. Saya tertarik menulis yang horor-horor. Gue demen nich yang ngeri-ngeri sedap. Awalnya ndak yakin tulisan itu akan lolos seleksi di no baper. Eh ternyata lewat. Itu no baper yang ke 6. No baper 1 sampai 5 saya tidak begitu memperhatikan.

Kemudian berikutnya ada lagi no baper 7,8,9, 10 dan 11. Saya seperti orang kecanduan. Selalu berkeinginan untuk ikut. Dan anehnya inspirasi muncul saat pintu gerbang email mau di gembok oleh pemred. Saya punya istilah SKS alias sistim kebut semalam. Sahabat gurusaner menyebut dengan jam cinderela.

Seperti hari ini adalah batas akhir atau deadline untuk no baper 12, dan ternyata banyak sahabat gurusianer yang mempunyai sifat sama dengan saya. Pejuang deadline kata editor cantik Yesi dan Uki. Detik-detik sebelum gerbang digembok saat itulah berselancar ide muncul bak air mengalir dan benar apa yang diistilahkan oleh bu Yesi “The Power of Kepepet.”

Pariaman, 08 Februari 2022