Lepas subuh, aku sudah duduk di angkutan kota, agar tidak terlambat ke sekolah.

"Sebentar ya Bu, tadi ada yang mau ikut, lagi dijemput dulu, dekat jembatan", supir angkot meminta waktu untuk menunggu sebentar.

"Iya Bang", jawabku, walau dalam hati sangat berharap angkot segera jalan.

Tak lama datang pengendara motor dan berhenti di depan angkot , 2 anak kecil yang diboncengnya turun dan berlari naik ke Angkot. Untuk sesaat ada kegaduhan kecil dari suara kaki dan tawa kecil kedua bocah tersebut.

Pengendara motor turun dari motor dan menghampiri supir angkot.

"Bang, nanti turunkan di pemberhentian terakhir ya, mereka kesasar", kata pengendara sambil menyodorkan selembar duit kertas.

"Duh ... Ngga ada kembalinya", kata supir angkot.

Aku yang duduk di sebelah supir menyela, "Biar saya yang bayar Bang".

Akhirnya angkotpun berjalan. Sementara penasaranku muncul pada kedua anak kecil tadi. Mulailah kuajak bicara. Dari obrolan, aku tahu mereka tidak kesasar, tapi mencari makan di jalan.

Mereka kakak beradik yang usianya 6 dan 8 tahun. Anggi sang kakak, dan adiknya bernama Putra. Dari cerita keduanya, mereka semalam mengamen dan tidur di emperan toko. Mereka tinggal bersama nenek. Ibunya sudah meninggal, dan Sang Ayah sudah menikah lagi. Betapa malang nasib anak - anak itu.

#menulistanpajefa#077