Aku tidak mengenalnya, Tapi Ia sangat mengenaliku.
Tantangan 365 gurusiana hari ke 113
Suatu hari seorang guru akan tidak kenal dengan siswa siswanya. Seorang guru tidak kenal dengan siswanya sekalipun siswa tersebut adalah siswa yang pintar , atau juga siswa yang pernah menjengkelkan, hups ", bukan menjengkelkan tapi siswa yang sedikit nakal. Benarkah demikian adanya? Kejadian ini terjadi pada diriku. Saya yakin kejadian inipun pernah juga terjadi pada bapak ibu yang lain.
Guru yang dimaksud disini pada umumnya guru sekolah dasar. Beda dengan guru yang mengajar di sekolah lanjutan atau SMP dan sekolah lanjutan atas. Kenapa aku katakan banyak hal ini terjadi pada guru sekolah dasar? Karena, pertama pertumbuhan dan perkembangan tubuh seseorang dari masa anak anak ke masa remaja atau dewasa berbeda jauh. Kedua rentang waktu yang memisahkan antara si guru dengan siswa . Siswa sekolah dasar pada umumnya belum bisa memperbaiki penampilannya, tetapi jika sudah besar ia akan mampu melakukan itu, yang akhirnya akan merubah penampilan dan lainnya.
Suatu ketika aku mau pulang ke kampung halaman dengan menggunakan jasa angkutan umum. Waktu itu sudah terjadi sekitar 15 tahun yang lalu. Usiaku saat itu sekitar 37 tahun . Dalam penantian bus yang akan aku tumpangi datanglah seorang pemuda berjalan ke arahku. Orangnya gagah , kulit putih , tinggi dan agak sedikit wibawa. Saat itu lagi musimnya kekerasan tindak kriminal di mana mana.
Dari jauh pemuda tersebut melemparkan senyum manis dan ramah sekali ke arah aku berdiri. Aku yang tidak yakin bahwa orang tersebut datang dan senyum kepadaku, maka aku cuek saja. Aku hanya menanggapinya dengan senyum sekedar saja lalu aku diam . Dan tidak memberikan reaksi apa apa. Lalu aku menjaga jarak dan tidak memberi komentar apa apa. Lalu beberapa menit kemudian pemuda tersebut menyapa dengan mencium tanganku. Aku agak kebingungan. Aku merasa ketakutan. Jalanan sepi, karena aku menunggu bus di penggir jalan di sebuah warung nasi. Pengunjung warung nasi tersebut juga sepi saat itu, sehingga menambah kecemasan aku. Sebetulnya tidak ada alasan aku takut , tapi karena tidak kenal dengan orangnya , maka aku kuatir juga. Setelah beberapa saat pemuda itu memperkenalkan dirinya , bahwa ia adalah muridku di SD dulu, dan sudah 15 tahun tidak bertemu. Pemuda tersebut berbicara panjang lebarnya, namun aku masih belum mengenalnya juga. Akhirnya aku hanya bisa senyum dan berusaha bertanya dalam hati apa betul ia adalah siswaku?. Mendengar ceritanya tentang waktu sekolah dulu benar semuanya. Siapa kepala sekolah, guru guru , teman temannya yang aku masih kenal dan lain lainnya.
Sekarang ia telah menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi. Dan komunikasi aku dan siswa tersebut baik. Ia telah memiliki keluarga dengan dua orang anak. Memang kejadian ini adalah suatu kebanggan bagiku, karena siswaku telah dapat menjadi seseorang yang berhasil. Namun sayangnya sampai hari ini aku belum dapat mengenalnya dengan baik.
maka aku cuek dan mencari
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Murid sangat banyak kita sebagai guru tidak mampu mengingat mereka satu persatu tetapi murid tidak akan lupa dg gurunya
Senyum bahagia jika anak didik berhasil