Sungguh Menyedihkan
Sungguh Menyedihkan
Tantangan hari ke 57
Siang menjelang sore ini terik matahari mäkin menggànas. Panasnya membuat pedih kulit jika diterpanya. Seakan terkena bara api. Ini baru terik matahari , bagaimana panasnya api neraka yang berlipat lipat panasnya bara àpi yang paling panas di dunia, bisik hatiku. Aduh , tak terbayang betapa merananya tentang neraka. Membayàngkan saja sungguh tak mampu apalagi jadi penghuni neraka . Ya Allah jauhkan lah aku dari neraka . Ampuni semua khilafku.
Tetapi teriik matahari siang ini tak menghalangi orang berlalu lalang dijalan raya , hilir mudik menèmpuh perjalanan menuju tujuan masing masing. Tak terkecuali saudara dan tetanggaku. Ada yang melansir.BBM di pertamina untuk dijual lagi ke pedagang eceran. Ada yang berjualan buah buahan dan juga bahan makanan keliling. Semua itu mereka lakukan demi menghidupi anggota keluarga.
Bukan mereka tidak mengindahkan PSBB yang telah diberlakukan , tapi apa daya , beras dan lauk di kulkas sudah menipis. Selama ini kehidupan mereka dari penghasilan hari ke hari. Mereka tidak memiliki tabungan dikarenakan pendapatan pas pasan. Belum lagi biaya anak sekolah yang harus dibiayai.. Jika dilihat dari peruntungan nasibnya aku sangat sedih sekali. Dan jika dilayàngkan pandangan ke luar sana maka ditemukan lebih banyak lagi masyaràkat yang lebih parah dari merka. Sehingga aku patut bersyukur.
Begitu juga sahabatku yang memiliki empat orang anak, sementara suami sudah meninggal. Anaknya yàng pertàma tàhun pertàma kuliah di perguruan tinggi di kotaku . Yang nomor dua dan tiga duduk di bangku SMA, dan yang bungsu sudàh kelas 3 SMP. Aku sangat prihatin tentang kehidupannya saat ini. Bagaimana tidak biasanya ia selalu menawarkan jasa loundry dari rumah ke rumah sebagai pemasukkan keuangan disamping jualan keripik singkong. Ia menawarkan jasa di rumah orang berduit dan sering mendapat uang tips karena hasil kerjanya memuaskan . Terkadang ia juga menawarkan jasa untuk membersihkan rumah dan halaman. Dengan usaha seperti itu ia dapat membiayai keluarganya. Tàpi karena social distancing yang harus dilaksanakan maka pekerjaannya juga terhenti.. Aku sering juga memberikan sumbangan kepadanya.
Semua orang terkena imbas karena covid 19 . Siapapun itu pengusaha, orang miskin , berduit, di kota , di desa pokoknya pandemi covid 19 ini sangat merugikan siapapun. Jika keadaan ini berlanjut lebih lama lagi , saya yakin betepa lumpuhnya perekonomian bangsa dan masyaràkat mulai dari pusat kota sampai ke pelosok. Miris. Sungguh menyedihkan.
Batusangkar, 15 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar