Nikmati Lebaran Apa Adanya.
Nikmati Lebaran Apa Adanya.
Tantangan 365 Hari ke 98 MG
Ramadhan telah usai. Sebulan penuh umat muslim berpuasa. Membakar dosa dan menyucikan diri. Kini lebaran tiba. Semoga di hari lebaràn ini semua kita menjadi fitri lahir dan bathin.
Lebaràn kali ini beda dengan lebaran tàhun yang sudah sudah. Lebaran dihiasi dengan rasa yang campur baur. Ada rasa kangen . Kangen dengan saudara di ràntau. Kangen akan senda gurau dan gelak tawa, serta cerita lucu dan unik masa masa yang indah. Kangen dengan masakan mak cik yang pintar masak. Kini tak ada itu semua.
Rasa bosan yang menggalau. Rasa terperangkap dengan keadaan PSBB. Kuatir campur cemas mengembun dalam hati sanubari setiap oràng. Terperangkap dengan keinginan yang terkekang. Keinginan kumpul bersama teman, saudara dan tetangga tidak dapat dilakukan . Sadar tidak sadar harus dilakukan . Demi diri dan orang lain di sekitar.
Rasa demi rasa berbaur jadi satu. Demi menghindari stres dengan keadaan seperti ini. Untuk itu kami membuat permainan yang menghibur. Para anak anak minta dibuatkan layang layang plastik. Dan para orang tua mengabulkannya. Nah terjadilah lomba layangan di halaman rumah. Kebetulan yang hanya bisa berkumpul di rumah ada anak dari saudara perempuan . Mereka cuma berempat . Sedangkan yang di rantau tidak bisa pulang kampung. Peserta lomba ada empat orang. Maka lombapun berlangsung. Asyik juga jadinya.
Biasanya rumah penuh dengan tàmu dari rantau dan saudara yang ada di kampung. Lebaran tahun ini tak satupun yang bisa pulang . Biasanya rumah penuh sesak. Rumah orang tua cukuplah untuk menampung saudara yang dirantau . Tetapi saat ini sepi. Biasanya ada 8 keluarga dengan anak dan cucu hadir saat lebaràn. Suasana kalau sudah berkumpul heboh dengan pola tingkah masing masing.
Yang biasanyà rendang padang sepuluh kilo ludes dihari kedua. Kue sapit dan komalayang berbungkus plastik ukuran 10 kilopun sekejap. Apalagi buah. Belum lagi tojin mak Inah yang enak gurih selalu yang dinanti oleh yang dirantau. Lepat guling khas daerah dengan diberi luwo. Terkadang durian temannya untuk memakannya. Uh...enak dan mengangenkan.
Saya tersenyum kecut. Hati rindu akan suasana yang demikian . Apa boleh dikata. Semua orang juga mengalami yang demikian. Demi diri dan orang yang disayang terpaksa lebaran dinikmati apa adanya. Walaupun suasana sepi . Namun tidak mengurangi artinya.
Batusangkar, 26 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Arti g berkurang...hati yg sedih g bs bohong..
Alhamdulillah..
Masya AllahSemoga keadaan cepat pulih ya buu
Best