Tantangan hari ke 39

Dengan adanya social distancing diperpanjàng sampai tànggal 16 April 2020 di kota tempat tinggalku , membuat aku memendam rasa kangen yàng mendalam terhadap suasana sekolah . Suasana dimana adanya celoteh dan candaan dari teman teman guru sambil menyelesaikan tugas keseharian. Suasana yang akràb dan kompak setiap hari, membikin aku dan teman yang lain betah berlama lama di sekolah.

Jika bel pulang telah tiba, mereka seakan tak mempedulikan, mereka asyik menyelesaikan administrasinya dengan santai dan tetap fokus akan kerjanya masing masing. Mereka punya keunikan masing masing. Ada yang suka dengan gurauan macam macam sehingga membuat heboh dan ketawa. Adanya yang suka masak , dan ini yang sering membuat perut lapar. Si Nina suka makan dan menimbulkan selera orang yang melihatnya. Juga ada yang suka iseng tapi iseng iseng berhadiah lo. Hehe. Mereka punya keunikan masing masing yang membuat perbedaan dan justru menambah keakraban mereka.

Ternyata rasa kangen yang aku rasakan juga dirasakan oleh teman temanku. Mereka semua saling curhat di media sosial. Ada yang ngomong nggak enak di rumah terus , walaupun kumpul sama dengan keluarga. Ya , karena dipicu oleh suasana wabah yang sedang melanda dunia. Semua itu membuat suasana hati galau dan kuatir terkadang membuat stres. Semua orang mengalami panic dan takut. Dan rasa curiga terhadap sesama akan ketular menambah rasa tidak nyaman dalam berkomuniksai langsung. Sehingga libur dan berdiam di rumah tidak membuat nyaman , walaupun pekerjaan tidak banyak. Mereka lebih suka dengan setumpuk pekerjaan dengan suasana sekolah yang harmonis.mereka juga kangen berat akan suasana sekolah.

Aku juga merasakan kangen yang luar biasa terhadap siswa siswaku, yàng lucu lucu, manja, nakal, jahil ada juga, yang pintar, suka ngadu melaporkan temannya kepada guru, dan banyak lagi tingkah polanya yang membuat aku tersenyum menikmati itu semua. Tontongan ini adanya saat jam istirahat. Sekarang suasana brisik, hiruk dengan celoteh budak budak kecil tersebut seakan hilang ditelan bumi. Tak ada lagi tangisan si Nesa yang suka usil sama temannya, tetapi ia suka nangis. Jika sudah nangis si Nesa langsung melapor dengan gayanya yang khas , dan setelah di usap kepalanya , tangisannya langsung berhenti. Kemudian Nesa bermain lagi dengan temannya . Si Beni yang suka jahil dan si Kardi yang selalu senyum senyum jika menyalamiku dengan wajahnya yang lugu dan lucu. Dan banyak lagi tingkah pola yang membuat aku tersenyum geli .

Hari ini dan entah kapan rasa kangen ini akan terobati. Aku tidak tahu. Rasa kangen , sedih dan kuatir akan pendidikan siswaku semangkin bertambah, mengingat siswa kelas VI yang seharusnya saat ini mereka belajar menuntaskan materi agar dapat menamat sekolah dan meanjutkan ke SMP.

Hal itu tidak terlaksana dengan efektif. Begitu juga dengan siswa kelas satu hingga kelas lima, sama saja mereka belajar dirumah dengan tugas yang diberikan guru melalui WA dan mengirim kembali hasil kerjanya kepada guru. Kita sama sama tahu , sampai dimana efisien dan efektifnya anak belajar di rumah. Tapi apa boleh buat semua itu harus dijalani dengan sabar dan iklas. Semoga dengan rasa iklas dan sabar akan adanya hikmahnya. Kita hanya dapat berserah diri pada yang kuasa. Dan semoga rasa kangen ku ini cepat tesalurkan .

Batusangkar , 28 Maret 2020