Sahur Pertama Yang Lesuh

Tantàngàn hari ke 66

Pukul 04.00 WIB àku terbangun . Memang sebelum tidur aku berniat untuk bangun jam 04.00. Sayup sayup terdengar pengurus mesjid membangunkan warga untuk segera bangun. Sekali dua kali, akhirnya Ia berhenti dan tàk lama kemudiàn hening . Beberapa menit terdengar suara orang melantunkan ayat ayat suci Alquran. Suaranyà yàng merdu dan pènuh keiklasan membuat telinga semua oràng nyàman dan hati menjadi damai. Memang pengurus mesjid sangat pàndai sekali mengaji .

Aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengàmbil wuduk. Segera sholat sunnah tahajud. Dalam doa àku panjatkan agar selama bulan puasa ini aku dan keluarga serta saudara saudaràku yàng laon diberi kekuatan iman dan kesehatan untuk melaksanakan puasa dengan iklas. Tak lupa doa untuk orang tua serta kaum mußlimat dan muslimin yang telah dulu menemui Allah. Aku tutup doaku , agar virus yang sedang mengganas ini berhenti dan hilang dari bumi Indonesia serta para pasien sembuh. Garda terdepan yakninya tenaga medis semoga diberi kekuatan dan kesehatan ..

Sahur untuk pertama kali ini , kami lewati dengan segelas air madu dan sepotong roti. Aku memang tidak sahur dengan sepiring nasi . Karena kebiasaan itu tidak ada lagi semenjak beberapa tahin uang lalu. Baik kalu aku puasa sunnah ataupun puasa Ramadhan , aku telah terbiasa untuk sahur dengan makanan selain nasi. Hal ini tidak mempengaruhi puasaku. Aku tetap segar dan kuat menjalani puasa.

Tak berapa lama suara azan subuhpun berkumandang. Aku sedih mendengarnya suara merdu bilal, karena aku tak dapat menunaikan sholat berjemaah di mesjid. Karena PSBB dan aturàn dari MUI . Keadaan saat ini membuat semua orang takut untuk keluar rumah sekalipun untuk sholat berjemaah. Pandemik corona ini memang sangat menyedihkan dan menakutkan. Aku berharàp semoga cepat berlalu dari bumi Indonesia dan kita semua dapat kembali beraktivitas sebagamana adanua sebelum ini.

Batusangkar , 24 April 2020