Uang Tak Bisa Membeli Segalanya. Pentigraf 6

Pak Tiwo dan Bu Marwah adalah sepasang suami yang telah lama menikah. Ia tidak memiliki anak. Ia hidup sederhana sekali. Pak Tiwo yang sehari hari pekerjaannya adalah sebagai pemulung. Sedangkan Bu Marwah membantunya berjualan keripik di samping rumahnya. Se hari hari mereka bekerja dengan kerasnya demi memenuhi kebutuhan hidup yang semangkin hari semangkin tinggi. Namun Mereka adalah sepasang suami yang tak pernah putus asa dalam memperjuangkan hidupnya. Dalam setiap doayang ia panjatkan adalah agar mereka menjelang meninggal berkesempatan mengunjungi Baiturrahmah.

Dalam menjalani kehidupan yang sulit ini, Pak Tiwo tetap manjalani kewajiban sebagai muslim. Mereka selalu menunaikan sholat wajib berjemaah di masjid yang tak jauh dari rumahnya. Mereka adalah sepasang suami yang taat dan tak lupa menyisihkan sebagian hartanya untuk bersedekah, sehingga sering ia dicibir oleh Bu Tina, tetangganya. Suatu ketika, Bu Tina mencibir Pak Tiwo , karena Pak Tiwo bermaksud akan umroh bulan depan, dan Bu Tina tidak mau kalah akan hal itu.

Bu Tina dengan kecukupan harta dengan mudah mendaftar untuk melaksanakan umroh. Berbeda dengan Pak Tiwo dan Bu Marwah, mereka berpuluh tahun menabung untuk bisa berangkat umroh. Pagi itu Pak Tiwo , Bu Marwah dan Bu Tina sama sama berangkat ke bandara bersama biro travel . Dalam perjalanan menuju Bandara , tiba tiba perut Bu Tina kram dan Ia tak sadarkan diri. Ia tidak sadarkan diri sampai ke esokkan harinya. Di saat kesadaran pulih , Bu Tina menangisi akan kesalahan selama ini. Ia sadar bahwa uang tidak bisa membeli segalanya. Ia merasa berdosa sekali telah menganggap remeh Pak Tiwo.

Batusangkar, 1 Juli 2020