Witma Irna

Anak kedua dari lima bersaudara , madrasah tempat kiprah nya MAN LIKO Sumbar...

Selengkapnya
Navigasi Web

PERMATA DI LERENG GUNUNG SAGO

Tantangan Hari ke-86

#tantangangurusiana

Langit berangsur memancarkan cahaya kekuning-kuningannya dari ufuk timur, suara kokokan ayam jantanpun terdengar lebih nyaring, adzan subuh baru saja berkumandang. Abak menyeruput kopi hitam lalu memikul cangkulnya dan mandeh telah bersiap dengan keranjang berisi ikan-ikan segar di sepeda tuanya, sementara Salma menuruni anak tangga kayu rumah mereka yang masih berupa rumah gadang masyarakat minang tempo dulu. Dengan bangga ia tersenyum di hadapan abak dan mandeh, hari ini adalah hari pertama ia mengenakan seragam putih abu-abu.

“ Alah siap ka sakola, Salma?” tanya mandeh ikut tersenyum.

“ Alah Mandeh, iko hari partamo, Salma indak nio talambek,” sahutnya sambil menyalami tangan abak dan mandeh.

Karena sekolahnya yang sekarang terletak di tengah kota Payakumbuh tentu memakan waktu cukup lama jika ditempuh dengan bersepeda dari lereng Gunung Sago, maka Salma memutuskan berangkat lebih pagi. Sedangkan mandeh seperti biasa, selalu mengayuh sepedanya saat sebagian orang masih terlelap dan di waktu yang sama abak juga mulai melangkahkan kaki menuju ladang haji Rasid tempat sehari-hari ia bermandi keringat. Berkat kemurahan hati haji Rasid lah Salma dapat melanjutkan sekolah ke tingkat aliyah. Selama ini Salma dikenal oleh penduduk desa sebagai anak yang rajin dan berprestasi. Di hari libur ia selalu menggantikan mandehnya berkeliling menjual ikan, tak lupa juga ia mengantar minuman dan makan siang untuk abak yang tengah menentang terik matahari namun, ditengah kesibukannya ia tatap menjadi bintang kelas, tak jarang juga ia mewakili sekolah dalam berbagai macam perlombaan bahkan hingga tingkat nasional. Melihat sikap Salma ini banyak hati yang menaruh simpati padanya, terutama haji Rasid, sosok terpandang di kampung mereka, pemilik hampir seluruh sawah dan ladang di lereng gunung sago, ia memutuskan untuk menanggung semua kebutuhan sekolah Salma.

Sepulang sekolah Salma selalu menyempatkan diri untuk belajar ilmu agama dan menghafal Alquran di surau haji Mursyid. Ketika di bangku kelas satu tsanawiyah ia pernah mengikuti mandeh mendengar pengajian, disana ia mendengar penceramah berkata bahwa anak penghafal Alquran akan menghadiahkan mahkota untuk orang tuanya di akhirat kelak. Semenjak itu ia bertekad akan menjadi hafizah. Walau tak memiliki banyak waktu bermain seperti teman-temannya namun, Salma tetap tersenyum dengan segala keterbatasan yang ia miliki. Melihat perjuangan abak dengan punggung yang selalu menentang matahari dan mandeh yang tak pernah lelah mengayuh sepeda sepanjang hari, kadang kala ikan-ikannya masih banyak tersisa, Salma paham akan sebuah arti kerja keras. Betapa ingin ia membalas setiap keringat orang tuanya yang telah mengalir dalam darahnya dan dalam setiap ilmu yang ia peroleh.

Membaca adalah hal yang tak pernah luput dari kesehariannya, karena ia tahu buku adalah jendela dunia dan dengan membaca ia akan membuka satu per satu jendela itu. Masih karena keterbatasannya, ia harus merelakan sebagian malamnya untuk membaca. Bahkan setiap pagi disaat menyiapkan kopi untuk abak, sambil menunggu air yang dimasaknya mendidih Salma masih tetap membaca buku, karena semua buku yang ia baca dipinjamnya dari perpustakaan sekolah, jadi harus dikembalikan tepat waktu. Andai ia tak merelakan waktunya maka buku-buku itu tak akan selesai dibaca dan bagaimana bisa dikembalikan, jika telat ia akan dikenakan denda tentunya.

Dari lereng gunung sago Salma selalu berharap dapat menikmati keindahan senja di kaki langit negara yang berbeda, entah bagaimana caranya. Bagi gadis sepertinya mungkin yang bisa dilakukan hanya bermimpi dan bercita-cita, karena bercita-cita tidak dikenai biaya lain halnya dengan membeli buku namun, eksistensi dari sebuah mimpi dan cita-cita jauh lebih mahal.

Simpatik,Jum’at 1 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab uni, jangan bermimpi tapi buatlah impian,jadikan ia cita cita .alam takambang jadi guru.

01 May
Balas

Keren cerpennya yg menggambarkam kehidupan anak Sumbar

01 May
Balas



search

New Post