#Bismillah

#Tagursiana365hari339

Danau Maninjau terkenal sangat indah bila di lihat dari Ambun Pagi dan Puncak lawang. Udaranya sejuk, dan terasa angin sepoi-sepoi dari Bukit Barisan di sekitar danau.

Jika malam telah tiba terlihat lampu di sekitar danau berkelap kelip, menambah rasa kangen yang selalu menyeruak kalbu. Masyarakatnya yang ramah tamah membuat kita betah berlama-lama di sana. Belum lagi hasil danau yang selalu menghasilkan, menambah inkam masyarakat di sekitar danau.

Hal itulah yang membuatku selalu kangen untuk pulang kampung ke kampung halamanku di sekitar danau Maninjau.

Aku berharap liburan kali ini kami akan berlibur ke kampung halaman yang dirindukan.

Setiap orang mengidamkan kampung halaman yang indah di pandang mata, bukti nyata keagungan Allah SWT. Danau indah yang dikelilingi Bukit Barisan, udara yang sangat sejuk , dari kejauhan nampak keramba masyarakat.

Aku dan keluargaku sampai di kampung halaman pukul tiga sore, rencana langsung ke tempat wisata Liggai Park, ternyata tempat wisata di tutup mulai hari ini sampai tanggal 3 Januari 2021.

Ada rasa kecewa dari anak-anak, tapi aku berusaha membujuk mereka untuk langsung melihat danau dari dekat dengan jalan kaki.

Setelah Shalat Ashar aku dan adikku dan anakku berusaha menyusuri jalan aspal beton menuju danau, kiri kanan terlihat padi menghijau, menambah sejuk suasana hatiku.

Sambil berjalan aku dan anak sulungku berusaha mencari bunga rawa yang yang lagi ngetren. Dari kejauhan di sela pematang dan batang padi, anak sulungku bersorak kegirangan,

“Ama itu dia yang kita cari” tanpa ragu si sulungpun berusaha berjalan di pematang sawah dan sampai di tempat tujuan ternyata yang dia lihat dari dekat adalah bunga dari sayur kangkung.

Astagfirullahal’aziim rasa kaget melihat banyaknya eceng gondok dan semak belukar yang tumbuh di tepi danau. Aku tidak menyangka kalau danau yangku impikan ternyata mulai tercemar oleh semak dan eceng gondok yang hidup meraja lela di tepi danau.

Belum lagi banyaknya sampah plastik, bekas kantong ikan keramba. Air danau sudah mulai susut, sehingga para nelayan mendayung biduk ketengah untuk memberi makan ikan kerambanya.

Terlihat keramba masyarakat sekitar danau sudah sampai ketengah danau, dan keramba di seberangpun seprti itu.

Menurut informasi dari adik bungsuku, masyarakat sekitar danau pernah beberapa kali melakukan gotong royong membersihkan semak belukar dan eceng gondok liar, namun setelah itu tetap tumbuh semak dan eceng gondok liar.

Kita berharap pemerintah setempat dan seluruh warga masyarakt untuk mencari solusi lain bagaimana memusnahkan, ataupun memanfaatkan ejeng gondok liar tersebut. sehingga danau nampak indah seperti dulu lagi.

Kita berharap para pembaca yang budiman dapat mencarikan solusi tentang masalah yang dihadapi masyarakat Danau Maninjau tentang eceng gondok liar yang hidup di sekitar danau. Mudah-mudahan ada solusinya.

Maninjau, 1 Januari 2021