Wiwid Nurrohmah

SMA N 1 Sumberlawang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terlukanya ekspetasi pendakian
Ekspetasi pendakian yang tak sesuai realita berakhir luka

Terlukanya ekspetasi pendakian

Terlukanya Ekspetasi Pendakian

Pada malam itu, mulailah rasa gelisah yang ada pada diri Marsya. Saat ia membuka benda kecil yang bercahaya, tersuratlah DM dari Diyah yang ada di akun IG Fahri. Sudah lama Marsya memegang akun IG Fahri, maka dari itu ia mengetahui notif apa saja yang masuk di akunnya itu. Diyah mengirim DM bahwa dia mengajak Fahri untuk mendaki pada ke esokan hari. Marsya merasa cemas, ia begitu resah membaca DM itu. Ia takut jika Fahri menerima ajakan tersebut. Saat notif mulai berbuih, hati Marsya kian tak terarah. Tanpa sepengetahuan Fahri, Marsya segera membuka DM dari Diyah dan membaca pesan tersebut. Apa yang ditakutkan Marsya benar terjadi. Fahri menerima ajakan Diyah, mereka memutuskan mendaki di esok hari dan hanya 2 orang saja. Hati Marsya begitu terpukul, titik-titik air mulai membasahi wajahnya. Ia sangat kecewa dengan keputusan Fahri dan ia tidak menyangka bahwa Fahri mendaki hanya bersama Diyah. Saat itu pun HP Marsya bergetar, munculah notif WA dari Fahri. Ternyata, Fahri bertanya kepada Marsya tentang jalur pendakian tersebut. Hati Marsya semakin hancur, ia semakin rapuh tak kuasa menahan derasnya air yang bercucuran di sudut matanya itu. Marsya pun membalas pesan Fahri dengan singkat, dan cuek. Lalu, tiba tiba Fahri menelefon Marsya. Percakapan tersebut hening, tak ada kata. Marsya tak kuasa menahan tangis dan terdiam tak berbicara. Marsya berfikir, " apakah Fahri telah menyadari bahwa Marsya kecewa/marah karna mengetahui dari apa yang dia baca bahwa Fahri dan Diyah akan mendaki di esok hari? ". Telfon itu mulai bersuara, Fahri bertanya tentang jalur pendakian kepada Marsya lewat telfon karna ia tidak mau menjawab dipesan WA. Malam semakin larut dan hati Marsya kian kalut. Apa yang ia fikirkan salah, ia tak menyangka Fahri menelfonnya hanya ingin menanyakan jalur pendakian. Marsya terdiam dan terisak oleh tangis yang tak bisa dibendung. Ia menahan rasa yang tertusuk seperti layaknya seribu pedang berada di hatinya. Marsya pun menjawab ketus, lalu mematikan telfon tersebut. Lanjutlah Fahri bertanya di pesan WA tentang jalur pendakian. Balasan Marsya semakin kritis, ia tidak mau memberitahu Fahri. Tetapi Fahri memaksa dan mengancam bahwa pada malam itu dia akan pergi ke rumah Marsya untuk bertanya tentang jalur pendakian. Marsya tak menyangka, begitu pentingnya mendaki dengan Diyah hingga dia akan kerumah ku selarut ini. Tanpa berfikir, Marsya pun memberitahu apa yang ditanyakan Fahri tentang jalur pendakian. Percakapan yang terdengar humor tetapi receh yang diutarakan Fahri kepada Marsya, seperti tidak ada rasa bersalah bahwa Fahri telah menyakiti Marsya. Saat Marsya menyemprot Fahri dengan balasan yang begitu ketus, percakapan itu pun berakhir. Marsya menonaktifkan hp nya, dan ia menggebu tak bisa menahan isak tangis yang begitu panjang pada malam itu. Hati Marsya begitu gelisah dan tak tenang.

Hari pun mulai pagi, sudah begitu banyak notif yang muncul di akun Fahri. Di situ tertulis bahwa Fahri telah berangkat menuju rumah Diyah pada pukul 06.15 Marsya bergumam didalam hati "Begitu pagi sangat dia berangkat, begitu pentingkah Diyah bagi Fahri". Marsya tak henti henti berfikir, ia merasa dirinya bukanlah siapa siapa. Diyah pun menulis untuk tidak berada di depan rumahnya. Marsya berfikir, "Apakah Fahri telah mengetahui rumah Diyah? Jika iya, berarti Fahri sebelumnya sudah pernah bermain/pergi bersama Diyah?" Marsya sudah tak berdaya, nasi sudah menjadi bubur. Ia tak bisa melarang dan melakukan apa apa. Ia hanya bisa terdiam, dan menangis. Sudah tak ada lagi notif di akun Fahri sejak waktu itu. Marsya berkata " Mungkin meraka sedang mendaki bersama" . Marsya pun pergi bersama Risma dan mereka bermain ke rumah Genter. Risma dan Genter adalah sahabat Marsya yang begitu akrab dan dekat. Mereka sudah seperti keluarga sendiri dan sudah tidak sungkan untuk bercerita tentang apapun terhadap satu sama lain. Marsya sangatlah pandai berdusta perasaan dan keadaan. Ia begitu mahir dalam menyembunyikan kesedihan yang pada hari itu ia alami. Tetapi, ia tak kuasa menahan rasa sakit yang baru ia rasakan. Marsya pun tak sungkan bercerita kepada kedua sahabatnya itu tentang masalah yang saat ini ia alami dan ia rasakan. Sahabatnya tersebut tidak menyangka dan terkejut mendengar cerita Marsya. Tetapi Marsya masih tertawa terbahak-bahak, padahal sahabatnya tahu bahwa hatinya sedang merintih tangis yang amat dalam. Tian pun meminjam hp Marsya dan tak berfikir panjang dia mengupload foto Marsya dengan caption berupa sindiran untuk Fahri yang sedang bertemu dengan Diyah. Marsya terkejut dan merebut hpnya itu tetapi tidak bisa. Sudah puluhan like dalam beberapa menit termasuk Fahri menyukai post an tersebut. Lalu, masuklah DM bernama Anjas. Anjas adalah temanya Fahri, dan dia bertanya bahwa " apakah caption tersebut untuk Fahri?" Dan Anjas pun bertanya kenapa, dan mengapa. Anjas pun sebelumnya meyakinkan Marsya, setelah Anjas tahu bahwa Fahri dan Diyah mendaki hanya berdua. Anjas pun tekejut dan heran, dia berkata " semoga tak terjadi apa apa dengan mereka" .

Sampai saat ini, Marsya tak bisa melupakan kejadian tersebut. Luka yang ia dapat tak bisa disembuhkan dengan sekejap. Ia masih berfikir, " mendaki itu hal yang tidak mudah, jalur pendakian begitu sulit bagi seorang wanita, mereka hanya berdua lalu apa yang terjadi dan apa yang mereka lakukan" . Memang sulit untuk Marsya melupakan luka, karna ia baru pertama kali merasakan sakit hati yang sesungguhnya. Pada saat ini pun Marsya masih berbaik hati kepada Fahri. Terkadang ia begitu mudah melupakan semua hal itu. Tapi saat notif Diyah muncul, ia kembali teringat akan sakit yang ia rasakan sejak kini. Marsya masih tetap berada disini, ia tidak pergi, ia tidak meninggalkan Fahri.

Tetapi luka tersebut belum sembuh, dan Marsya tak lagi utuh percaya kepada Fahri. Ia tak ingin berharap lebih dalam, ia berusaha bersikap biasa dan belajar menjadi sahabat untuk Fahri. Hati seperti apa Marsya ini, ia tetap memaafkan kesalahan yang telah menyakitinya walaupun sang pengisi hati tidak meminta maaf serta merasa bersalah kepadanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, salam literasi

14 Oct
Balas

Iya kak, salam

15 Oct

Hadeuh jadi ikut baper. Salam kenal dan barakallah

14 Oct
Balas

Hehehe iya, masih belajar

15 Oct

Mantap! Salam kenal dan sukses selalu

14 Oct
Balas

aamiin, jazakillah khair

15 Oct



search

New Post