Wiwi Jelitra

Menuntun saat berada didepan Menguatkan saat berada disamping Mendukung saat berada dibelakang Berbuatlah apa adanya bukan karna ada apanya apapun yg dilakuk...

Selengkapnya
Navigasi Web
Langkah kecil Taura Part 8//Violin dan Hujan
Days 8/30

Langkah kecil Taura Part 8//Violin dan Hujan

Tantangan menulis hari ke 8

Kali napas sesak terasa memburu, keringat dinginpun mulai menetes dari pelipis. Langkah makin kupercepat sembari sesekali melihat jam yang melingkar ditangan.

Sudah terlihat tak jauh dari pandanganku sebuah gedung dengan nuansa kuno. Aku terus melangkah cepat dengan separuh berlari mengarah pada gedung itu dan saat aku sampai dipintunya terlihat sekitar sudah mulai sepi. Tak ada lagi terlihat orang yang melintas ataupun yang menunggu dikursi panjang yang disediakan. Dan memang benar.... Kali ini aku benar benar terlambat padahal aku sudah berusaha untuk tepat waktu tapi apalah daya kali ini wakti belum berpihak padaku mungkin akan ada kesempatan dilain waktu dan mungkin bahkan dilain tempat. Dan audisi kali ini sudah berakhir. Rasa kecewa dan penasaran bercampur aduk diotak dan pikiranku yang sekarang tidak berjalan dengan singkron.

Kuletakan kotak biola yang sejak tadi kubawa berpacu dengan langkahku. Lalu kukeluarkan isinya dan sekarang biola tua peninggal ibuku berada dipangkuanku. Impianku menjadi violin profesional seakan sejenak pupus.

Aku pandangi sedalam mungkin biola yang ada dipangkuanku itu dan aku lihat sekitar yang sepi. Untuk mengusir kekecewaanku, mulailah kugesekan biolaku dan memainkan sebuah lagu yang selalu menjadi moodboster untuk diriku yaitu Fiacee dari Fu jer .

Makin dalam aku lalur dalam musik yang aku mainkan tanpa kusadari sesosok wanita paruh baya berdiri disampingku dengan wajah penuh penasaran. Sontak aku kaget dan menghentikan biolaku.

Wanita itu tersenyum ke arah ku. Kuketahui bahwa wanita yang berdiri disampingku sedari tadi adalah salah satu judges dari audisi yang gagal aku ikuti. Siwanita berkata padaku "permainan biolamu halus dan merdu, Kau berbakat persis seperti putriku. Ini kartu namamu sesekali apabila ada waktu kau bisa temui aku"

Aku hanya tertegun dan tidak percaya hingga tak sepatah katapun yang keluar dari mulutku, lidahku terasa kelu. Apakah ini mimpi atau hanya ke haluan ku saja.

Sejenak wanita paruh baya iti berlalu dan aku masih tertegun, dan aku pandangi kartu nama ditanganki. Otakku tak bisa berpikir entah akan aku apakan kartu nama ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post