MENGAPA ANAK MALAS MANDI?
Menjadi seorang Ibu butuh segudang ilmu. Tak hanya kuat dalam mendidik disiplin tapi juga memahami arti penolakan dan tangisan anak.
Ibu juga sejatinya harus punya hati selembut sutera, namun jiwa sekuat baja.
Bayangkan saja satu anak dengan berbagai penolakan. Kalau punya anak banyak? Tambah kelimpungan.
Salah satu yang dihadapi orangtua adalah malas mandi. Ini masalah yang perlu diselesaikan agar jangan berkelanjutan. Anak malas mandi akan terbawa hingga ia dewasa. Sangat tidak baik untuk kesehatannya.
Sebenarnya, di sekolah guru sudah memberikan banyak motivasi untuk menjaga kesehatan. Mandi dengan benar, memakai sabun dan sampo, tak lupa sikat gigi dengan pasta gigi.
Tapi masih saja banyak anak yang sulit sekali melakukan hal ini.
Berikut ini penyebab anak malas mandi,
1. Sejak bayi tidak dibiasakan untuk jam mandi yang teratur. Berbagai alasan orangtua yang memiliki bayi atau balita untuk menentukan waktu mandi. Padahal, anak yang terbiasa dengan ritme mandi teratur akan merindukan saat tubuhnya disentuh air dan merasa bersih, segar kembali. Kadang dengan alasan sibuk, atau sayang bajunya kalau mandi harus ganti. Padahal Ibunya merasa bajunya belum kotor, masih kecil (bayi). Jadilah si anak dimandikan hanya sekali sehari. Anak pun akhirnya terbiasa. Saat ia sudah mulai banyak beraktifitas, atau masuk sekolah, mandi pagi jadi "momok" buatnya. Lalu si Ibu marah. Anak dipaksa, diguyur dan disabuni dengan harapan mandi cepat selesai.
Apa yang terjadi? Anak tambah membenci ritual mandi. Baginya, mandi adalah saat Ibunya marah menakutkan dan ia tak menikmati sama sekali.
2. Orangtua yang lupa mengedukasi anak dengan teladan. Misal, anak dipaksa mandi dua kali sehari. Namun si Ibu tak melakukan hal yang sama. Bila pagi hari, Ibunya malah mengantarkan ke sekolah dalam kondisi belum mandi. Saat anaknya protes, jawaban si Ibu sangat tak tepat " Mama kan gak sekolah, mandinya nanti aja selesai masak!"
Atau
" Mama sibuk loh dek, kalau pagi gak sempat, nanti saja setelah selesai belanja."
Nah, anak pun tak menangkap makna bahwa mandi adalah salah satu usaha terpenting menjaga kesehatan. Jika saja sang Ibu lebih bijaksana, mandi lebih awal sebelum membangunkan anaknya. Dalam kondisi wangi dan segar kulitnya, membangunkan anak. Tentu anak tak akan protes. "Mama aja gak mandi-mandi, koq adek dipaksa! Nanti aja mandinya pulang sekolah!"
Protes yang sangat mungkin dilakukan anak jika Ibunya juga malas mandi. Bertobatlah para Ibu. Mungkin ini khusus yang murni Ibu rumah tangga. Jika Ibu bekerja beda lagi. Mungkin malah mandi sebelum anak dibangunkan dan berangkat lebih pagi dari anak. Asisten rumah tangga yang berperan.
3. Ibu bekerja yang "gak tega".
Maksudnya? Ibu bekerja gak semapt merayu anaknya bangun pagi dengan waktu yang sempit. Jadi, biasanya Ibu bekerja akan memberi amanah pada asisten rumah tangganya. Syaratnya, jangan membuat adek menangis kalau diajak mandi. Hati-hati, anak punya seribu satu macam akal.
Ia akan terus menangis, jika menangis menjadi "senjata" baginya untuk menunjukkan penolakan atau meminta sesuatu. Sama halnya jika asisten rumah tangga tak bisa memberikan alternatif lain untuk membujuk anak mandi. Maka anak tak akan pernah mau mandi sesuai jadwal yang seharusnya ditetapkan.
4. Trauma saat mandi. Ini bisa saja terjadi. Apalagi mandi saat masih usia dini perlu pengawasan dan bimbingan. Mungkin anak pernah kemasukan air telinganya, terbentur di kamar mandi, dan peristiwa lainnya yang menyisakan trauma.
Sebaiknya awal memberi bimbingan mandi untuk si kecil, harus dilakukan dengan tepat. Agar terhindar dari trauma.
Bagaimana agar anak rajin mandi?
1. Sejak bayi diajak bermain saat mandi. Mandi dengan busa halus dan lembut. Luangkan waktu terbaik untuk mandi agar bayi bahagia saat mandi tiba. Mandi dengan air hangat atau dingin. Bisa jadi pilihan. Beragam cara kreatif menciptakan suasana mandi yang menyenangkan juga boleh dilakukan. Jangan khawatir cucian banyak jika bayi dan balita anda mandi teratur. Bukankah kesehatan lebih penting dari segalanya? Mandi untuk sehat. Bukan mandi untuk ganti baju. Mungkin perlu diperbaiki cara pandangnya.
2. Edukasi anak dengan teladan yang konsisten. Mandi adalah untuk kesehatan. Tak ada alasan lain. Agar anak juga memahami manfaat mandi yang sesungguhnya. Jika perlu, berikan anak cerita tentang kuman yang mengintai anak malas mandi. Beragam penyakit akan datang. Tubuh akan lesu, bau dan tidak disenangi teman.
Tentu saja cerita itu diulang-ulang. Agar saat ia mandi, akan timbul pemahaman ia sedang berperang melawan kuman penyakit.
Bagi anak usia dini, cerita akan lebih lekat diingat. Termasuk saat ia melihat Ayah Ibunya selalu mandi pagi maupun saat selesai beraktifitas dari luar. Ia pun akan jadi anak yang rajin mandi pagi, siang, bahkan sore hari. Jika gerah ia akan minta mandi.
3. Harus tega. Mendisiplinkan anak memang pilihan. Sebab jika lalai, akibatnya akan dirasakan sampai dewasa. Anak yang ditinggal bekerja, hendaknya sudah mandi dan wangi. Jika anak sedang sakit.demam, setidaknya diingatkan, bahwa hari ini boleh mandi agak siang, karena dokter yang menyarankan. Orangtua bekerja harus lebih kuat usahanya dalam mendisiplinkan anak mandi pagi. Sebab anak mandiri kelak akan meringankan orangtua yang tak punya pilihan menitipkan anak pada pengasuh, dan tak punya banyak waktu bersama. Tapi jika anak dibiasakan sejak kecil, maka mandi pagi adalah keharusan baginya, apalagi selesai bermain di luar rumah.
4. Hindari trauma mandi pada anak. Ciptakan rasa aman dan nyaman saat mandi. Fasilitas mandi juga pastikan aman untuk anak. Jika maka terlanjur trauma, jangan memaksa. Perlahan anak diberi pemahaman, bahwa mandi itu menyenangkan. Apa yang pernah ia alami (pakai sampo kena mata pedih), tak akan terjadi karena samponya sudah ganti.
Boleh juga mandi bersama boneka yang bisa dibawa. Jadi anak akan memandikan bonekanya, sesuai arahan ibunya. Yang pasti, bahagiakan anak saat mandi. Niscaya traumanya akan pergi.
Persoalan malas mandi akhirnya jadi bahaya besar saat corona covid-19 menyerang. Sebab apapun yang dilakukan di luar, setiba di rumah harus mandi.
Berada di rumah seharian, jika tidak mandi, juga terancam musibah besar. Selain tubuh tidak sehat,(sebab mandi untuk kesehatan) aroma rumah juga akan mengkhawatirkan. Merinding jika membayangkannya. Hampir tak bisa dibedakan yang mana aroma tubuh, dengan aroma sampah makanan di dapur. Atau malah aroma septik tank yang penuh
Waduh!
Gaperta 6 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ilmu yg bermanfaat.. makasih butet
Suwun Bunda Semoga sehat selalu..
Pembiasaan jd biasa ya, bun. Ayo, siapa yg salah, bun?
Hahahaha...para Ibu harus insyaf ya Bund...
Terima kasih atas ilmunya Bu.. luar biasa keren
Terimakasih Bu.Salam kenal
Keren bunda ...ilmu untuk ibu muda..Kalau saya dulu, kalau gak mau mandi di angkat ke kamar mandi. Karena mamsk nya mau ngajar .Lama - lama takut gsk di bawa ngajar...Di rumah gak ada orang .Eee...Ala bisa karena biasa...Malah lomba bangun pagi untuk mandi...Ala bisa katena biasa..
Keren Bunda.Sekarang semuanya anak Bunda telah dewasa.Tinggal mereka yg harus biasakan anaknya y Bund...
Terima kasih ilmunya buk!, ApallAp kami di daerah dingin, sangat susah untuk menyuruh si anak untuk mandi...
Mandi mandi mandi...segaaarr.
Ayoooo....
Thanks ilmunya mbak wiwik.. Sangat bermanfaat. Apalagi yg hr ini anak2 nya msh bayi..
Terimakasih kembali Bu...Salam kenal