Wiwik Suluh Trisna Handriyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KYUSHOKU Sarana Pendidikan Karakter

Hal yang mengesankan ketika penulis melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di Jepang adalah tradisi “Kyushoku”. Tradisi ini merupakan tradisi makan siang bersama di sekolah-sekolah SD dan SMP. Kyushoku bukan hanya sekedar makan siang melainkan sebuah tradisi yang sangat bermanfaat untuk mengajarkan banyak hal. Dalam kegiatan kyushoku, siswa dilatih untuk bekerja dalam team-work, memahami pentingnya gizi yang seimbang, mencintai tanah airnya, belajar sosialisasi, dan sebagainya.

Team- work adalah kunci sukses Jepang dalam membangun bangsanya. Jepang maju karena team-work yang luar biasa. Orang Jepang biasa memikirkan kemajuan bangsanya secara bersama-sama. Sinergitas antara pemerintah dan rakyatnyalah yang membuat Jepang maju. Dalam setiap aktivitas kerja, orang Jepang mengutamakan kerjasama dan saling menghargai satu sama lain. Sikap ini sudah ditanamkan sejak SD. Salah satu media menanamkan karakter ini adalah melalui kyushoku. Ketika jam makan bersama, ada beberapa anak yang bertugas piket secara bergantian. Mereka mengenakan seragam khusus warna putih-putih dan topi putih. Mereka berbaris ke dapur untuk mengambil makanan dan peralatan makan. Sesampai di depan dapur mereka mengucapkan salam. Setelah itu mereka masuk ke dapur mengambil makanan dan peralatan makan sesuai tugasnya. Mereka membawanya secara bergotongan, misalnya untuk nasi, sayur, lauk, mangkuk, gelas, dsb. Secara tertib sambil berbaris mereka membawanya ke kelas, langsung menatanya di meja yang sudah tersedia. Teman-temannya akan berbaris untuk antri mengambil makanan yang dilayani oleh petugas piket tadi. Petugas piket pun kemudian mengambil untuk dirinya juga dan bersama-sama makan ditemani wali kelas. Dalam kesempatan seperti itu, wali kelas bisa sambil mengajarkan tentang gizi, bercerita tentang pengalaman social yang dialami, asal-usul makanan tersebut, dsb. Setelah makan bersama selesai, mereka akan bersama-sama melaksanakan kebersihan kelas. Petugas mengembalikan tempat makanan dan peralatan makan ke dapur, yang lainnya membersihkan kelas. Ada pula kegiatan menggosok gigi. Petugas yang sudah selesai bertugas, akan mengganti seragamnya dan merapihkannya di tempat khusus.

Dalam Kyushoku juga diajarkan bagaimana anak terbiasa makan dengan gizi seimbang. Setiap sekolah wajib memiliki ahli gizi yang mengatur menu harian siswa. Ada pun pengadaan makanannya, ada yang bekerjasama dengan catering, ada pula sekolah yang memiliki petugas khusus untuk memasak. Biaya dibebankan pada orang tua murid. Pengertian tentang gizi juga diajarkan selama makan bersama dengan komunikasi ringan yang dipandu wali kelas. Jepang sangat perduli dengan gizi generasinya, sehingga kegiatan makan, penyediaan ahli gizi, pengadaan bahan makanan dari hasil bumi lokal, menjadi salah satu program kerja Dewan Pendidikan ( Dinas Pendidikan). Hal ini diungkapkan oleh pengurus Dewan Pendidikan Shizuoka ketika penilis dipertemukan dengan mereka.

Dewan Pendidikan juga menjelaskan bahwa dalam kyushoku makanan yang dimasak diutamakan yang bersumber dari hasil bumi setempat. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan hasil bumi agar anak mencintai negerinya serta bangga dengan wilayahnya. Misalnya di Shizuoka terkenal dengan penghasil teri putih, teh khas Shizuoka, makanan ini dijadikan menu dalam makanan anak. Tujuan lainnya adalah agar hasil bumi dinikmati oleh warga. Untuk menanamkan cinta hasil bumi sendiri ini juga dengan mengikutsertakan makanan olahan hasil bumi daerah pada Festival Makanan Anak Sekolah.

Dalam kegiatan makan bersama, disamping semangat kerjasama, juga dimaksudkan untuk menanamkan jiwa sosial. Mereka saling menghargai satu sama lain,menghargai petugas piket, belajar tertib dan disiplin, serta terjadi komunikasi yang akrab selama kyushoku.

Nah, pada sistem belajar fullday, kegiatan kyushoku dan kebersihan kelas ini bisa diadopsi di Indonesia sebagai alternative pembelajaran karakter. Mengapa tidak? Banyak hal positifnya, kan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow kereeen. mau dong diajari bikin tulisan yang renyah dan kriuk banget kayak gitu

10 Jul
Balas

Seru, setuju! Pendidikan karakter dg memanfaatkan hasil bumi lokal. Mantap, baru, sederhana, murah! Tulisan keren Bu! Inspiratif!

10 Jul
Balas

Terima kasih sudah berbagi ya bu.

10 Jul
Balas

Bagus tuh pak. Kalau di kita kebanyakan baru sekolah swasta, ya? Itu pun catering. Kadang gak terawasi. Catering yg sering ngasih ice cream barulah dipilih dan disukai anak. Padahal menunya kadang asal-asalan. Sering ngasih junk food malah

10 Jul
Balas

Terima kasih semua yg sudah baca.dan memberi komen.

10 Jul
Balas

Halah..Leck...dirimu to sing nulise T O P Be-ge-te

10 Jul
Balas

Keren bu wiwik..top..

10 Jul
Balas

Keren bu wiwik..top..

10 Jul
Balas

Makasih sista

10 Jul

subhanallah ...sangat menginspirasi , bu Wiwik

10 Jul
Balas

Program yang bagus banget. Lanjut Buuu.

10 Jul
Balas

Mari kita biasakan. Bu. Di sekolah Juga Ada program PMTAS semacam program pemberian menu gizi pada siswa.

10 Jul
Balas

Assalamu'alakkum....salam kenal Krn baru bergabung dan langsung ikut komen. Hal positif tersebut patut dibudayakan di semua sekolah negri dan swasta di negri kita sejak dini...manfaatnya besar sekali...sekolah anak saya sdh mempraktekkan sejak kelas awal SD.keren...artikelnya Bu Wiwik.

10 Jul
Balas

Tulisan yang sangat inspiratif....keren ka wiwik

10 Jul
Balas



search

New Post