Mbak_Wiwin

Tri Astuti Ari Winarti alias Wiwin adalah seorang pengawas sekolah yang selalu mencari jalan untuk menjadi penulis. Langkah-langkah kecil terus terayun meski ha...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengembangkan Tulisan dengan Mindmapping (T. 005)

Mengembangkan Tulisan dengan Mindmapping (T. 005)

Di beberapa tulisan kemarin sudah disinggung mengenai bagaimana meneguhkan niat untuk terus menulis serta bagaimana mencari ide dan mengikatnya. Selanjutnya, masih dalam rangkaian tema tentang tulis menulis, kali ini saya ingin membahas tentang bagaimana mengembangkan ide menggunakan teknik mindmap.

Saya menyukai konsep mind mapping yang diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang ahli dan penulis di bidang psikolog, kreativitas, dan pengembangan diri. Mind mapping sangat cocok untuk membuat outline menjadi sebuah teks utuh. Lantas, bagaimana langkah kerjanya?

Berikut secara sekilas diuraikan mengenai bagaimana kita menggunakan konsep mind mapping untuk mengembangkan outline tulisan menjadi sebuah teks yang utuh. Pertama untuk mempermudah penulis membuat outline, bisa dituliskan di tengah-tengah halaman tentang tema atau judul tulisan. Dari dari tema tersebut ditarik garis yang menyebar seperti cabang-cabang pohon. Gambarannya adalah sebagaimana ilustrasi di atas. Cabang utama bisa terdiri dari judul-judul bab, jika itu adalah sebuah outline buku. Bisa juga merupakan ide pokok masing-masing paragraf, jika itu adalah outline artikel.

Dari masing-masing cabang utama tersebut dibuat lagi semacam ranting-ranting yang merupakan penjelasan detail dari cabang utama. Bisa disesuaikan dengan jenis tulisan yang akan dibuat. Ketika membuat sebuah artikel maka ranting-ranting dari cabang utama merupakan rincian pelengkap dari ide utama. Begitupun jika cabang utama merupakan judul bab sebuah buku, maka ranting-rantingnya merupakan sub bab dari masing-masing judul.

Demikian seterusnya ranting-ranting tersebut bisa dipercabangkan lagi menjadi lebih detail dengan hal-hal yang akan ditukis dalam lingkup masing-masing ranting Atau bila perlu, sebuah cabang utama dibuat dalam mind map yang baru, menjadi pusatnya.

Konsep mind map ini menjadikan outline kita menjadi terfokus, tidak meloncat-loncat dari satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Misalnya ketika kita mengambil tema teks deskripsi tentang seseorang, maka cabang utamanya bisa terdiri dari penampilan fisik, sifat, kebiasaan, keluarga, pengalaman, dan seterusnya. Kemudian ranting-rantingnya merupakan detail dari masing-masing cabang utama. Ini akan memudahkan penulis untuk fokus pada setiap cabang utama dan tidak mencampuradukkan dengan cabang yang lain.

Jika anda adalah penulis pemula mungkin tidak ada salahnya konsep mind map ini menjadi panduan anda di dalam menyelesaikan tulisan. Konsep ini juga sering saya ajarkan kepada murid-murid saya ketika akan membuat sebuah tulisan dalam mata pelajaran bahasa. Semoga bermanfaat. Salam Literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post