Tantangan guru di Blog Gurusiana ini sungguh luar biasa. Intinya adalah membantu penulis untuk menjaga konsistensi dalam menulis. Perkara tulisan itu jelek atau bagus, dibaca banyak orang atau tidak, itu urusan belakang. Menurut saya, yang terpenting adalah konsisten menulis saja dulu.

Sejak akhir Desember kemarin, saya sudah berniat untuk menulis setiap hari di blog ini. Harapan saya sangat besar untuk meniru para penulis terdahulu yang bisa mendisiplinkan diri hingga ribuan postingan. Sampai hari ini, ternyata menjaga hal itu tidak mudah. Hari ke-22 saya tidak posting tulisan. Ini adalah tulisan perdana untuk memulai lagi. Bismillah.

Ada beberapa hal yang saya pelajari untuk refleksi saya sendiri. Selama 21 hari ini, saya menulis tidak beraturan waktunya. Terkadang pagi, atau siang, tetapi seringnya malam hari saat tubuh hanya menyisakan energi yang tidak terlampau banyak. Kesannya memang masih berantakan, belum konsisten dan cenderung seingatnya. 

Masalah kedua adalah saya selalu menulis tanpa persiapan atau rencana. Asal terlintas satu hal, langsung saya tuliskan. Keuntungannya, tulisan saya sesuai dengan kejadian yang saya alami hari itu. Memang saya bisa menceritakan dengan lancar karena kejadiannya masih segar dalam ingatan. Tetapi tetap banyak ruginya.  Salah satunya adalah saat tidak ada momen spesial, saya membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mencari ide atau gambar yang sesuai. 

Ketiga, saya tidak mempunyai tabungan tulisan yang tinggal kirim ketika tidak sempat menulis. Tidak setiap waktu kita dalam kondisi fresh dan mampu membuat tulisan. Ide menabung tulsan ini mungkin bisa menjadi solusi.

Bagaimanapun caranya, konsistensi memang harus dijaga. Dengan menulis setiap hari, akan lebih banyak manfaat yang diperoleh. Lagipula tidak elok menyebut diri kita seorang penulis kalau tidak menulis kan? Salam Literasi.