Wiwins Zainy

"Seni tertinggi Guru adalah Membangun Kegembiraan dalam Ekspresi Kreatif dan Pengetahuan.........." (GURU PAI DI SMAS DIPONEGORO TUMPANG) Buku yang sudah terb...

Selengkapnya
Navigasi Web
MAKAM MBAH BUYUT
Alfatihah...

MAKAM MBAH BUYUT

Kemarin saat "nyekar" ke makam ibuk, tatapan netraku tidak lepas dari satu makam unik dan meneduhkan. Saya dan mbak2 sangat familier dan dekat sejak kecil dengan makam klasik ini. Sedari kecil saat di ajak nyekar, selalu makam ini yang di jadikan kisah2 perjalanan masa kecil kami.

Makam ini adalah makam mbah buyut saya, namanya mbah haji Abdul ghani (Allahu yarham).

Al kisah, Beliau adalah menempati urutan ke-8 nasab dari jalur bapak. Wallohu a'lam. Menurut cerita dari bapak, beliau dahulu adalah Lurah di desaku. Bahkan, ada yang menyebut lurah pertama. Dan beliau juga yang membangun angkrik/langgar/surau/mushola kecil di samping rumah bapak.

Langgar lawas yang punya ciri kekhasan tersendiri, langgar yang mendamaikan, terbuat dari bambu baik tembok dan lantainya. Langgar ini sengaja di buat panggung, agar hewan2 seperti ayam, bebek dan sahabatnya tidak masuk mengotori nya.

Dan langgar kami awalnya selama beberapa dekade lantai terbuat dari bambu dan temboknya "gedheg" (anyaman bambu), berbentuk panggung alias di atas tanah di samping pojok sisinya ada 4 pilar penyangga. Sehingga saat kecil, aku bisa menatap langit lebih dekat saat di terasnya.

Seiring waktu,

karena banyak teman2 yang mengaji kejepit rotan akibat langgar yang jepluk (rotan patah) akhirnya sekitar tahun 2000an langgar ini di pugar, temboknya menggunakan batu dan semen. Walau tetap tak meninggalkan kekhasan bentuknya (panggung).

Banyak kenangan manis di langgar itu, mulai saat kecil aku dan teman2 mengaji, bermain dan sekedar berteduh untuk menikmati semilir angin yang mendayu syahdu. Dari panasnya cuaca di kota angin.

Apalagi saat senja surau itu akan menjadi penyambung teduhnya sapaan sang bayu lebih dekat dan rekat menyatu dengan kulit, terlebih menyapa dalam di sanubari.

Kembali ke makam mbah saya, kalau di lihat makam beliau lebih besar dan lebih panjang dari makam lainnya.

Entahlah.. Sampai sekarang saya belum tau kisah pastinya.

Karena almarhumah ibu saya saat menjadi menantu juga tidak menjumpai mertua laki2nya karena sudah wafat.

Hanya ada yang berasumsi, beliau memang sosok dan tinggi tegak dan bijak. Saya jadi ingat makam panjang di daerah leran, 7 makam panjanh di samping makam Fatimah Binti maimun. Saat kami mengunjungi saudara di daerah Gresik.

Makam mbah Abdul ghoni ada di Nganjuk, tepatnya desa saya. Saya sedang menyelesaikan projek satu naskah dari bimtek literasi yang berjudul DMG.

Termotivasi dari perjuangan mbah buyut kami.

Mbah Haji Abdul ghoni.. Semoga kami bisa meneladani perjuanganmu.

Li i'laai kalimatillah...

Alfaatihah...

🍂

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin

16 Aug
Balas

Terimakasih ibu Ida

16 Aug

amin...

21 Nov
Balas



search

New Post