MALAM MENGHIBA (Hari ke 24)
Saat senja menyapa....
Anganku menepi di sudut sandyakala
Mendung kelam datang menghadang
Kidung malam menaungkan gulita
Alam menyuguhkan pecahan keharuan
Sayup angin memekik keheningan
Kala mega kemerahan....
Sayup kudengar panggilan bersahutan
Rasa gelora ingin adanya perjumpaan
Ku ingin rengkuh puingan keridhoan
Memutar roda waktu menyusun perjalanan
Bermunajat penuh menyisiri Sang kalam
Padamu Yaa Fatah....
Mengadukan gundukan gundah
Hati yang dulu terpasung amarah
Berharap ikhlas berdampingkan pasrah
Merengkuh baitan kalbu menyusun qonaah
Di puncak gelapnya malam...
Barisan sujud bintang bertahta
Mengagungkan do'a dari hamba
Melebur diri bersatu membingkai asa
Bentuk syukur segala yang telah tergariskan
Malang, 03 juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Malam-malam baca puisi ini, jadi nangis.
Bikinnya sambil mengusap tetesan air mata, bunda.
keren bunda puisinya
Terimakasih, Bapak.