MENDUNG MENGHUJAM (Hari ke 22)
Dalam pekat...
Terpaku diam rasa menjamah
Ribuan kubik tetesan dedaunan
Mendendang kalbu untuk menengadah
Menderma luka yang kian menghujam
Luka batin mengiris cerita
Menghujani dinding alur nestapa
Apakah rasamu memang berbeda
Aku disini kian memeluk luka
Kenapa tak kunjung jua kau tersadar
Mendung itu....
Menggelegar petir jiwa meronta
Kian jauh angan membawa nelangsa
Akankah selamanya diam menahan dahaga
Dalam kidung kalbu keangkuhan meraja
Dalam rengkuhan langit hitam
Segenap angan jatuh menenggelam
Serpihan rasa tak lagi sama
Kala batin kian terluka oleh rupa
Dalam gelap..
Hati memekik rajutan lara
Mencoba mengikhlaskan peristiwa
Segala yang pernah ada
Kisah bahagia dan durhaka
Antara kita...
Malang, 01 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga mendung segera berlalu
Mendung tak selalu hujan, tapi mendung selalu membawa keteduhan..
Keren Bun.
Terimakasih bunda Ros..
Semoga mendung tak menjadi hujan... keren bun