Wiwi sukmawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Asyiknya Belajar dari Rumah

Asyiknya Belajar dari Rumah

Work From Home (WFH) harus dimaknai sebagai upaya efektif pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19. Guru harus benar-benar kreatif dan proaktif dalam memberikan pembelajaran dari rumah. Pembelajaran harus dilakukan secara proporsional dan menyenangkan sehingga tidak menyulitkan siswa dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Mengajar merupakan aktivitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya berhubungan dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Dalam menciptakan suasana berpikir, kegiatan belajar mengajar harus dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu konsep.

Belajar dari rumah itu bukan libur, bukan tidak ada aktivitas literasi. Tetap belajar dengan target dan jadwal yang sudah ditentukan. Tugas pembelajaran di tengah pandemik Covid-19 ini dapat dilakukan secara offline maupun online, yang melibatkan kerja sama dari orang tua di rumah dan harus disesuaikan minat, kondisi siswa, karakteristik dengan mempertimbangkan psikologis, kesenjangan akses atau fasilitas belajar dari rumah yang dilakukan secara perorangan, dan tidak diperbolehkan menerapkan pola kelompok belajar. Tetapi kenyataannya masih banyak para orang tua yang merasa kebingungan bahkan tidak bisa membantu tugas belajar anaknya, sehingga belajar dari rumah dianggap sebagai sesuatu yang sangat menyulitkan dan memberatkan. Tugas yang terlalu banyak dan kurang menarik itulah yang menyebabkan siswa maupun orang tua selalu mengeluh sehingga selalu menanyakan kapan harus berangkat sekolah lagi, seolah orang tua tidak mau pusing dengan tugas belajar anaknya.  Sebenarnya pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab guru saja tetapi juga melibatkan peran aktif dari orang tua. Belajar dari rumah sangat membutuhkan bimbingan dari para orang tua untuk anak-anaknya, sehingga tidak akan ada lagi cerita yang menyedihkan tentang kemarahan orang tua dalam membantu tugas anaknya di rumah yang mengakibatan anak menjadi terbebani karena ketakutan.

            Menurut Dimyati dan Mujiono (1994: 56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Sebagai fasilitator, guru akan membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan sendiri dan selalu berupaya untuk memberikan kesempatan siswa aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya. Tanggung jawab seorang guru, mulai dari membuat perencanaan sampai menjalankan proses pembelajaran yang sesuia dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran dari rumah akan menjadi lebih asyik dengan melibatkan anak untuk “Mengalami langsung” proses pembelajaran. Belajar tentang kecakapan hidup seperti yang diharapakan antara lain melalui penugasan praktik membuat hand sanitizer yang terbuat dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar tanpa harus membeli. Seperti yang sudah dilakukan oleh anak-anak kelas VI SD Negeri 1 Montongsari Kabupaten Kendal, yaitu dengan menggunakan bahan dasar yang mudah sekali untuk didapat di sekitar rumah yaitu: daun sirih, lidah buaya dan kemangi. Mereka tidak harus keluar rumah untuk mencari bahan yang dibutuhkan, sehingga social distancing tetap bisa dilaksanakan dengan baik sesuai dengan anjuran pemerintah

Dalam proses pembuatan hand sanitizer di rumah, para orang tua siswa terlibat aktif untuk membimbing dan membantu tugasnya, sehingga komunikasi antar siswa, orang tua dan guru dapat terjalin dengan baik. Para siswa lebih antusias dan aktif mencari informasi sendiri sehingga tidak harus patuh dan tunduk pada peraturan dan prosedur yang kaku yang justru membatasi ketrampilan berpikir kreatif dan menghambat perkembangan aktivitas siswa. Proses belajar siswa lebih banyak bertanya, bereksperimen dan tidak hanya menghafal. Setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk bereksplorasi mengembangkan kemampuan yang sudah mereka miliki, mengemasnya menjadi video pembelajaran yang menarik, dan mengirimkan melalui fitur untuk mendapatkan apresiasi dan penilaian.

.           Selain Asyik, pembelajaran dengan “mengalami langsung” ternyata juga mampu membangkitkan imajinasi siswa dalam berkarya dan menambah mereka lebih percaya diri, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menarik dan lebih bermakna. Keaktifan siswa dan peran orang tua sebagaimana layaknya guru di sekolah sangat membantu kemandirian siswa menuju prestasi dan karya terbaiknya. Hubungan keluarga menjadi lebih erat dan orang tua juga masih tetap berada dalam perannya sehingga mereka masih cukup waktu mengurus hal lainnya di rumah. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara belajar dari rumah dapat berjalan dengan baik. Para siswa SD Negeri 1 Montongsari Kabupaten Kendal sekarang sudah dapat menerapkan perilaku hidup sehat melalui cuci tangan dengan benar, sehingga dapat mencegah penularan covid-19.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, menginspirasi

04 May
Balas



search

New Post