Ketakutan yang Berlebih
Aku terkejut dan bahagia ketika mendapat telepon dari seorang sahabat yang lama tak bersua. Sudah hampir dua puluh tahun aku tak pernah melihatnya karena Sari harus bekerja di luar kota. Seolah tak percaya ketika telingaku mendengar isak tangisnya sambil bertanya kapan korona pulang. Spontan dan gurau aku menjawab kalau korona sudah pulang dari kemarin. Sari tertawa sambil menangis, dan akupun semakin penasaran dibuatnya.
“Aku mau keluar saja, “ucap Sari sedih.
Sari sudah membuatku bingung dengan apa yang diucapkannya. Aku hanya bisa bertawa dan tak menjawab sedikitpun.
“Aku tidak bisa IT, Mbak. Lebih baik aku berhenti saja menjadi guru. Aku tidak seperti kamu yang pandai komputer. Bagaimana menurutmu?” tanya Sari.
“Tunggu dulu, Sar. Keluar dari pekerjaan bukan solusi yang tepat untuk sekarang ini. IT bukan hal yang sulit kalau mau belajar,” jawabku.
Aku terus mencoba menasihati Sari yang sedang kebingungan itu supaya tidak mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaannya menjadi guru swasta. Sari tetap ngeyel akan keluar saja. Sempat terjadi perdebatan kecil antara aku dan Sari demi mempertahankan pendapat masing-masing.
Rupanya suamiku yang sedang melihat acara televisi mendengar perdebatan kami di telpon dan meminta izin untuk ikut bicara dengan Sari. Aku, Suami dan Sari tinggal satu kampung sewaktu masih kecil, sehingga kami sangat akrab. Dengan panjang lebar suamiku memberi masukan untuk memberikan semangat kepada Sari untuk tidak meninggalkan pekerjaannya karena adanya korona yang sudah menggiring para guru untuk bisa menguasai IT dalam proses pembelajaran jarak jauh kepada siswanya. Sari tetap pada pendiriannya untuk keluar dari pekerjaannya sebagai guru agama karena sudah merasa tidak mampu untuk menjadi guru di era pandemi.
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Sari. Satu minggu kemudian aku mendengar kabar dari suaminya kalau Sari sudah mengirimkan berkas-berkas untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya kepada kepala sekolah dan yayasan. Aku berharap semoga kepala sekolah dan yayasan mau mempertahankan Sari untuk tetap menjadi guru di sekolah itu, karena ITsebenarnya bukan hal ditakuti jika kita mau belajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar