Mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Pulau Kalimantan merupakan suatu anugrah buat saya. Mengikuti Program Kemitraan yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya. Ditunjuk sebagai guru inti membuat saya harus lebih banyak lagi belajar, karena tugas guru inti adalah melakukan pendampingan terhadap guru mitra. Kami merupakan kolega dan di sini kami saling belajar bagaimana membelajarkan siswa. Sebagai guru inti bukan berarti saya lebih tahu dari guru mitra, tapi sebaliknya saya lebih banyak belajar dari guru mitra. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang terbatas mereka bisa membelajarkan siswa.

Tahun lalu 2019, ketika saya berkunjung ke Kalimantan khususnya Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Sambas, saya melihat bagaimana para siswa di sana sangat antusias dalam pembelajaran tidak kalah semangat dengan para siswa di sekolah saya. Padahal untuk pergi ke sekolah mereka harus menempuh perjalanan yang panjang, karena jarak yang jauh dari rumah masing-masing. Terlebih lagi jika mendengar pengalaman guru inti lain yang mendapat sekolah sasaran di Aceh, Maluku, Halmahera, Nunukan, yang mencapai sekolah mitra dengan kondisi yang sulit, ada yang di pedalaman ada yang diperbatasan. Lebih kagum lagi saya kepada guru-guru mitra.

Tahun ini 2020, program kemitraan dilakukan secara daring karena covid 19 sehingga saya tidak berangkat lagi ke Kalimantan. Proses pendampingan dilakukan secara daring, saya dan rekan-rekan guru inti melakukan komunikasi dengan berbagai cara, paling sering dan paling mudah dengan menggunakan WhatsApps. Tapi itu pun sering terkendala signal, para guru mitra kita tidak selalu mendapatkan signal untuk berkomunikasi. Beberapa guru mitra tidak kehilangan akal, terkadang mereka hanya bisa menemukan signal dimalam hari dan mereka akan berkomunikasi dimalam hari. Terlepas dari itu mereke sangat antusias dalam belajar. Mereka sangat semangat untuk meningkatkan potensi diri, karena menurut mereka in merupakan kesempatan yang sangat bagus, terlalu bagus untuk dilewatkan.

Pendampingan dilakukan dengan menggunakan zoom meeting difasilitasi oleh pihak kementrian, memaparkan hal-hal yang sudah dicapai dan kendala-kendala yang dihadapi berikut solusi yang dilakukan. Dalam kondisi sekarang ini, semua sekolah menerapkan belajar dari rumah tidak terkecuali sekolah guru-guru mitra kami nun jauh dipelosok negeri, mereka pun menjalankan pembelajaran jarak jauh. Untuk kita yang berada di Pulau Jawa, mungkin pembelajaran jarak jauh tidak terkendala apa pun, khususnya sekolah-sekolah diperkotaan. Permasalahan jaringan internet dan juga motivasi siswa menjadi kendala bagi sebagian guru-guru mitra. Untuk motivasi siswa, saya rasa bukan hanya menjadi permasalahan guru-guru mitra kami tapi juga masalah bagi kita semua. Karena mayoritas beranggapan belajar dari rumah itu bisa seenaknya, terutama jika orang tua tidak mendukung.

Beberapa guru mitra menyampaikan solusi yang mereka hadapi selama masa pendemi ini dengan pembelajaran jarak jauhnya. Banyak sekali hal-hal inovatif yang mereka sampaikan, baik dengan cara pembelajaran maupun cara menghadapi siswa, tentu saja mereka juga mendapatkan masukan dari guru inti. Tapi terlepas dari itu adalah kemauan dan semangat baja mereka untuk tetap membelajarkan siswa di masa pandemi ini. Dan mereka masih bisa berbagi dengan guru imbas yang ikut dalam program kemitraan. Tanpa semangat, kemauan dan tekad baja program kemitraan ini bukan apa-apa. Salut untuk guru-guru mitra dan guru-guru imbas dalam mencerdaskan anak bangsa.

Rangkasbitung, 09 November 2020; jam 17.50

#Menulis hari ke 19

#MediaGuruIndonesia

#GuruSiana