wulan sari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bagai Katak Dalam Tempurung
Tantangan Hari Ke 80

Bagai Katak Dalam Tempurung

Hari ini ia berteriak keangkasa yang tinggi, suaranya menggema mengisi langit-langit yang gelap. Iapun melompat ke langit seolah sebentar lagi hendak menggapainya. Tak lama lagi ia akan mendapatkan segalanya.

“haha…akulah yang terhebat, semua permukaan bumi telah aku jelajahi, tak begitu kepayahan melakukannya, dari ujung barat hingga timur dan kembali lagi kekedudukan semula, sangat gampang.”

Begitulah yang terfikirkan olehnya. Memang terkadang ia curiga apakah memang benar ini adalah puncak dunia. Tapi tak ada satupun yang membantahnya. Mereka yang berada di bawah setiap hari mengucapkan bahwa ialah yang terbaik.

Memang pernah ia merasa takut dikejar oleh yang lain. Terengah-engah bersama ibunya tak tahu apa yang terjadi.

“Ayo cepatlah sedikit,”

Ia mencoba mengumpulkan lagi kekuatan demi kekuatan yang tersisa tak pernah terfikirkan di usia sekecil itu ia melewati situasi yang sangat sulit. Dikejar-kejar oleh sosok yang bisa saja saat itu memberikan cerita tamat dalam kehidupannya. Hingga akhirnya ia terhempas sangat kuat terpental, berpisah dari ibu dan saudara-saudaranya yang lain. Hingga akhirnya langit berubah menjadi gelap seketika.

Meski kejadian itu sudah lama, ia sekarang merasa jauh lebih baik. Tak adalagi yang akan mengejar. Tak perlu kesusahan dan kepayahan setiap hari makanan dengan mudah sudah tersaji dihadapan. Setiap hari ia berolah raga memutari penjuru negeri, berteriak kian kemari. tak ada ketakutan dan gundah seperti dahulu kala.

“Wahai tuan bisakah engkau membawa aku tinggi kelangit?” terdengar suara yang sangat menyedihkan.

Ia sedikit ragu untuk melakukannya, akan tetapi setiap hari suara itu memelas.

“Apa kau tak lihat aku sedang sibuk, aku lelah berputar mengelilingi bumi ini.” dengan kesal menjawab.

Dalam hati ia sering mengumpati mereka yang malang. Selalu meminta dan ingin mencoba layaknya ia.

“Kenapa mereka tak mencoba saja melakukannya sendiri, bukankah mereka juga makhluk tuhan. Dasar pemalas.”

Setiap hari ia kesal menyaksikan kemalangan makhluk tuhan yang ada di sekitarnya.

“Baiklah aku bantu.”

Kalimatnya yang singkat disambut sorak sorai yang memekakkan telinganya.

Secepat kilat dan hanya sebentar saja ia sudah kembali turun, baginya tak begitu sulit dan memerlukan upaya yang besar untuk itu. Terkadang bahkan terfikir mengapa Tuhan hanya memberikan langit seolah beberapa lompatan saja. Apakah sudah tak adalagi yang lebih luar biasa.

Setelah penat makhluk lemah itu akan memijitkan kakinya, menyediakan air dari sumur-sumur yang digali khusus untuknya. Sejuk dan sangat membahagiakan. Tiada rasa kekurangan sesuatu apapun. Puji-pujian, penghormatan dan bahkan hiburan selalu di suguhkan. Tak ada lagi yang lebih baik.

Jika malam datang iapun merasa lelah, dan menikmati hamparan kasurnya yang empuk lagi melenakan. Tak ada yang lebih baik daripada mendapatkan semua yang diinginkan. Begitulah hari-hari dilaluinya dengan penuh kepuasan. Hingga datanglah waktu yang sangat mengagetkan semuanya.

“Ada apa ini mengapa sangat terang sekali, dimana ini?” ucapnya kebingungan dan risau akan apa yang disaksikannya.

“Horeee kita sudah bebas tuan.” Makhluk malang yang biasa mencucikan kakinya senyum kegirangan.

“inilah bumi yang sebenarnya, aku akan melanglangbuana kenegeri yang luas.” Makhluk itu berjalan dengan kakinya yang banyak.

Begitu juga dengan makhluk lainnya, mereka yang selama ini setia justru pergi. Apa mereka bisa hidup tanpa aku. Apakah mereka tak membutuhkan aku lagi untuk dapat menyentuh langit ? apa semua ini ?

Ditatapnya kearah atas, tampak langit biru yang tinggi dan sangat menggugah hati, gunung-gunung gagah sebagai pasak-pasak yang seolah menguatkan untuk tetap terhampar tinggi. Lalu bagaimana langit yang selama ini dapat ia capai dengan hentakan kaki mendorong bumi. Apa sebenarnya semua ini.

Dilihatnya sebuah benda setengak lingkaran yang sepertinya ia kenal. Disentuhnya permukaan benda itu. Persis terasa sama dengan apa yang di sentuhnya saat ia ingin mencapai langitnya dahulu. Ternyata apa yang disangkakannya langit selama ini adalah tempurung yang menutupi dari langit luas yang tinggi. Bukan tuhan yang tidak kuasa akan tetapi ia yang tak tau apa-apa. Bukan tuhan yang tidak perkasa namun ia yang selalu alpa. Berarti tempurung itu telah terbalik.

Tertunduklah ia dalam simpuhan yang sangat dalam, beginilah ungkapan yang sering di paparkan manusia untuk kaummnya. “Engkau bagai katak dalam tempurung.”

Mengapa tak pernah ia menyadari bahwa selama ini sesungguhnya ia terkungkung. Merasa hebat dalam sebuah penjara yang dianggap sebagai bumi yang luas. Tak pernah mencoba menganalisa dan mencari sebab dalam rahasia. Mengapa setiap ada fikiran terbersit untuk semua kejanggalan namun ia segera mengikisnya dengan pujian-pujian yang sering didengungkan oleh rayap, cacing, ulat bulu dan hewan kecil yang kerap bersamanya. Tak pernah ada yang memberitahukannya jawaban dari rahasia besar. Mereka yang tak memberi tahu atau telinganya yang tak mau mendengar.

“Stsssssss Stsssssss Stssssss,” terdengar suara desisan mengerikan. Sudahlama ia tak mendengarkan suara itu. Terakhir saat ibunya berteriak meminta untuk cepat. Terbayang ia akan ibunya, terkenang ia akan saudranya yang lain. Akankah ini jadi ajalnya.

“Aaaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa.” Teriakan itu sebentar saja mengisi ruang.

Berselang beberapa detik tubuh katak langsung tertelan oleh ular piton yang sedari tadi sudah mengintainya. Sungguh malang benar nasib katak. Baru saja menemukan jawaban atas kesombongannya langsung berakhir di mulut ular.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post