Aku merasa sakit

Tapi bukan karena panah yang mereka lepaskan

Aku merasa luka

Tapi bukan karena ada silet yang menyayat

Aku merasa terusik dari hari ke hari

Tapi tidaklah karena ia terus merongrongi

Aku seperti seseorang yang akut bernafas

Tapi nyata-nyata tidak karena udara yang hilang

Aku seperti habis akal

Kian berfikir tak henti tak berujung

Berangan-angan panjang

Ulah rasukan jahat yang kian menghantui

Aku pilu sendiri

di saat yang lain bahagia

menggamit keberhasilan

seolah selalu bertabur bintang

Aku mencari dan terus mengais

meraba-raba akankah ada lubang cela menganga

Mengabarkan dengan tiupan yang kuat

Merasuk dan menjatuhkan

Aku bahagia di saat sisi sana mendapatkan malapetaka

Tertawa dengan letupan-letupan larva

Panas yang semakin membara

Inilah sakit ku

Sakit umat manusia ini

Dari dulu hingga zaman yang tua

Tak ada yang cepat tersadar

Bahwa DENGKI adalah salah satu dari belasan penyakit hati

Aku

Kamu

Mereka

Tak menyadari

Bahwa ini kian mengerogoti

Bagai akar-akar rumput

Dalam diam kian berkelabat dalam tubuh tua yang semakin ringkih

Orang berilmupun turut terbidik

Hanya saja penginsafan kian menutupi dan menepikan

Bagaimana dengan Aku manusia sejengkal fikiran

Dapatkah manikmati ketenangan

Dalam hidup pendek dengan kesyukuran

Ternyata semua tersimpulkan

Bahwa cahaya syukur belum ditemukan