wulan sari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
LAMARAN KALI PERTAMA JUMPA
Tantangan Hari Ke 63

LAMARAN KALI PERTAMA JUMPA

Lihat berbagai postingan di media sosial yang mengshare kebahagiaan dengan pasangan yang baru halal sedikit membuat saya senyum geli. Bergandengan tangan saling menatap dan sangat terlihat seolah akrab sekali. Mereka sudah mampu banyak becanda dan mengeluarkan berbagai kalimat untuk berkomunikasi. Semua seolah tiada rasa canggung dan mengalir begitu biasa saja. Berbeda dengan apa yang kami alami saat pertama kali duduk bersanding. Masih malu-malu dan menahan segala sesuatunya karena memang tidak begitu memiliki kedekatan sebelumnya.

Masih ingat bagaimana ia datang terburu-buru di sebuah kafe dengan menggunakan sepatu safety yang kelihatan berat, jacket kulit sistetis yang tebal. Setiap gerakan langkahnya menimbulkan suara krisik-krisik,berasal dari gesekan celana yang kelihatannya juga seragam lapangan. Tanpa ada rencana diawal untuk bertemu. Karena memang pertemuan hanya bertujuan untuk bertemu adik sepupunya yang kebetulan teman akrab dari salah seorang senior perempuan. Senior itu merupakan akhwat yang berada di bidang yang sama dengan saya.

Setelah mengucapkan salam dan masih dengan nafas yang seolah belum tertata dengan baik beliau terlihat melemparkan senyum dan menanyakan kabar semua secara universal saja.

“Apa kabar nih, udah lama nunggunya?” kalimat itu adalah yang kedua setelah salam.

Sepupunya mempersilahkan duduk dan menikmati roti yang telah kami pesan sebelumnya.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan saya kala itu. Ia muncul tiba-tiba setelah kami berbicara dengan sepupu perempuannya. Tepatnya kala itu kami bertiga, sepupu perempuan, calon suaminya dan saya sendiri. Namun akhirnya kami berempat setelah kehadiran seseorang yang ingin di jodohkan dengan saya.

“Maaf ya, saya tadi menelepon abang supaya langsung datang, gak apa-apakan Sri?”

Aku hanya menanggapi dengan senyum yang kaku. Memang tujuan akhirnya menjodohkan dengan abangnya. Akan tetapi tak pernah disangka setelah pertemuan beberapa menit mereka menghubungi dan memintanya langsung datang. Memang sesaat beliau meminta izin menelepon keluar sebentar, tapi entah siapa.

“Oh ya perkenalkan nama saya Ramadhan, saya kelahiran 1980. Sekarang bekerja di perusahan otomotif di kota ini, saya ingin mencari istri bukan pacaran. Jika setuju saya akan datang kerumah untuk melamar, bagaimana?” tanpa jeda dan tanpa memberi kesempatan tanggapan diantara kalimatnya yang cukup panjang itu.

Yang sangat mengagetkan adalah dengan pertanyaan terakhir yang ia lontarkan. Ia ingin melamar seseorang yang baru pertama kali ia temui. Tanpa ia tahu bagaimana saya, latar belakang keluarga dan bagaimana kehidupan yang saya lalui. Seolah semua terabaikan dengan pertanyaan yang tegas bagai hanya butuh jawaban ya atau tidak.

Sesaat fikiran singkat saya harus berusaha mengumpulkan berbagai informasi yang cocok untuk menjawab pertanyaan ini. Benar-benar tak ingin kelihatan begitu malu atau kikuk dengan suasana. Mana-mana rangkaian kata-kata yang layak untuk semua ini. karena memang seumur hidup juga tidak pernah pacaran, tidak memiliki hubungan special dengan lelaki manapun jadi kondisi itu benar-benar mengejutkan. Beginikah lelaki mengungkapkan keinginannya ? Aku memang banyak membaca buku bagaimana karakter laki-laki dan perempuan namun belum ada referensi yang pernah menggambarkan seorang melamar saat pertamakali bertemu tanpa didahului komunikasi sebelumnya.

“Ah, abang kok buru-buru gitu. Nanti Sri sakit jantung loh.”

Guyonan sepupunya tidak benar-benar bisa mencairkan suasana. Namun lagi-lagi saya mencoba menimpali dengan senyuman.

Tanpa disadari sudah kesekian kalinya saya mengusapkan tisu pada dagu dan bawah alis, entah mengapa suasana siang hari itu sangat terasa panas. Mungkin matahari semakin dekat sesaat saat ia datang menghampiri. Bahkan bumi seolah lama bergerak, terasa sangat pelan. Duduk satu meja dengan orang yang tak engkau kenal dan langsung memintamu menjawab lamarannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post