Hari ini sangat terasa lelah sekali seharian menemani anak untuk menikmati piknik. Biasanya kegiatan ini pastilah akan di isi dengan bermain di sesi akhirnya akan tetapi kali ini tidak. Karena kondisi masih belum memungkinkan. Padahal jika dilihat sudah banyak sekali orang yang mengunjungi tempat wisata air ini. bertumpuk bahkan seolah tidak terjadi apa-apa dan seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Alhamdulillah anak-anak bisa menerima penjelasan yang kami berikan.

Dan kegiatan berganti dengan sekedar wisata ke kebun binatang Bukit Tinggi, menikmati kuliner, berkunjung ke rumah Atuk dan yang berbeda dari biasanya adalah mencoba tantangan kenyusuri janjang seribu. Saya bilang ini seperti uji nyali, karena tak semua orang sanggup dan mau untuk mencoba menyururi tangga yang banyak dengan melewati lereng tinggi hingga menuju sunggai di bagian dasarnya. Hanya saja demi pemandangan dan seru-seruan banyak juga yang kuat mencoba melakukannya. Kecuali saya, memang setelah usia 30an keatas perempuan justru memiliki rasa kegamangan yang cukup tinggi. Ini mungkin teori dari saya saja, karena itu yang terasa.

Lain halnya saya lain pula anak-anak. Padahal saya sangat mengkhawatirkan mereka tidak akan mampu melewatinya tetapi perkiraan itupun salah. Mereka berhasil menuruni anak tangga dan kembali lagi naik keatas. Meski hal itu meninggalkan keringat yang banyak dan melimpah kemana-mana. “Haha berlebihan ya.” Daerah ini berada di desa bukit api. Saat akan memulai menuruni tangga terlebih dahulu kita harus melewati sedikit jalan sekitar pemukiman penduduk yang selebar 1 meter. Tanggga yang diapit oleh duabuah lereng tinggi juga berukuran satu meter lebarnya dan panjangnya 750 meter kira-kira. Setelah berhasil melewatinya, kita bisa menikmati kopi yang menjadi kekhususan warga sekitar. Sensari nikmatnya kopi dan pemandangan nyarai nan elok sangt baik di coba oleh seorang yang memiliki jiwa traveler. Selamat mencoba.