PAKSAAN SAGUSABU YANG MANIS
Bunyi notifikasi wa terdengar nyaring di telinga menggangu saat santai di jam kosongku. Ku abaikan saja suara itu, mungkin hanya chat guyonan dari grup – grup wa yang sering – seringnya gak penting. Tapi rasa penasaran menggelora di dada, jangan – jangan ada info penting, atau hal penting yang ingin dibicarakan denganku, atau ada gosip terbaru, jangan – jangan ada wa dari kurir yang menanyakan alamat untuk paketan yang sudah kutunggu. Akhirnya rasa penasaran mengalahkan kecuekanku, kuambil hp dan kubuka screenlock langsung ku cari menu wa dan memeriksanya. Dugaanku tidak salah, ada chat masuk ke grup sekolah berupa file gambar. Seperti biasa kuabaikan saja file gambar itu. Menghabiskan data saja kalo di download pikirku.
Beberapa hari kemudian teman – teman sekolah pada ramai membicarakan tentang pelatihan sagusabu. Apaan sih? Pikirku. Akhirnya aku dengan terpaksa mendownload file bergambar yang dikirim waka kurikulum di grup wa sekolah beberapa hari yang lalu. Oh…ternyata pelatihan tentang menulis pada tgl 16 – 17 Desember bertepatan dengan kegiatan class meeting yang kebetulan diriku termasuk panitianya. Pasti gak bisa ikut, ditambah pula ada kontribusinya, positif gak ikut nih pikirku.
Tiba – tiba terdengar celetukan pak waka kurikulum berkata “ayo yang muda – muda itu yang berangkat, Pak Eko berangkat Pak, Bu wul, Pak samsul, ayo Pak Sahid ikutan”.
Eits…namaku terpanggil. “Ndak pak, biar Pak sahid dan Pak Samsul atau Pak Eko saja yang berangkat” jawabku ngeles.
Sempat juga teman sekantor japri ke wa membujukku untuk ikut. Dengan berbagai alasan aku tetap kekeh pada pendirian awal untuk tidak akan ikut dalam pelatihan itu.
Setelah beberapa hari kemudian, tidak ada satupun dari guru – guru di sekolah kami yang mau mendaftarkan diri. Akhirnya, pada hari sabtu, tetiba waka kurikulum mendekatiku dan bertanya “Bu wul, sudah diberitahu Bu Kepala?”
“Beritahu tentang apa pak?” tanyaku
“Tentang penugasan Ibu dengan Pak Sahid untuk ikut pelatihan Sagusabu di kemenang Banyuwangi tanggal 16 – 17 minggu depan” jawab waka kurikulum.
“Oh, ndak ada pemberitahuan apa- apa pak. Apa saya dan pak sahid ditugaskan?” tanyaku.
“Iya bu, nanti surat tugasnya diambil di ruang TU ya” kata Pak wakakurikulum.
Begitulah awal ceritaku kenapa aku berakhir duduk mojok di belakang sambil mendengarkan narasumber bercerita tentang Sagusabu dan tugas menulisnya yang harus dikumpulkan hari ini jam 11 malam tepat.
Nah, kalian penasarankan? apa sih sebenarnya Sagusabu yang sampai membuatku pusing ini. Sagusabu merupakan singkatan dari Satu Guru Satu Buku. Sagusabu ini merupakan sebuah gerakan yang dimulai oleh MediaGuru untuk mengadakan pelatihan dan melahirkan penulis – penulis baru.
Acara Sagusabu di Banyuwangi ini dibuka pada hari Senin, 16 Desember 2019 dibuka langsung oleh Ka Kankemenag Kabupaten Banyuwangi Drs. H. Slamet, M. HI di aula Kemenag Kabupaten banyuwangi. Harapannya, seluruh guru peserta pelatihan sagusabu ini dalam satu bulan bisa menghasilkan buku yang nantinya menjadi kado manis di ulang tahun Kemenag pada bulan Januari tahun depan.
Narasumber dari MediaGuru menyajikan paparan sedemikian rupa dan menampilkan berbagai foto dan video inspiratif guru – guru yang telah berhasil menulis, menerbitkan bahkan sampai menjadi narasumber dalam berbagai acara yang berhubungan dengan karya mereka. Dan para narasumber tersebut mampu membakar semangat kita para peserta pelatihan sagusabu dan aku yakin dalam hati kecil para peserta berjanji akan memulai untuk menulis dan mengakhirinya pada tanggal 17 Januari tahun depan. Tanggal terakhir saat kita para peserta Sagusabu Banyuwangi mengumpulkan naskah untuk buku pertama kita.
Sungguh menginspirasi bukan? Itulah perasaanku yang pada awalnya berangkat dengan keterpaksaan dan akhirnya terinspirasi dari cerita dua narasumber Sagusabu Banyuwangi. Dua inspirator yang membangkitkan semangatku untuk mulai menulis itu adalah CEO dari MediaGuru yaitu M. Ihsan dan instruktur nasional Drs. Murman, M. Pd.
Acara ini ditutup oleh Bapak Kasi Pendma, Zaenal Abidin, S.Ag. M, Ag dengan kobaran semangat bahwa beliau juga akan bersama – sama dengan guru peserta Sagusabu Banyuwangi untuk menulis dan membuat sebuah buku. Aku percaya bahwa yang kita butuhkan adalah satu langkah kecil untuk memulai yaitu mulai menulis dan pantang menyerah hingga garis akhir. Bismillah…Insyaallah kita bisa menjadikan paksaan Sagusabu ini menjadi kado yang manis.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Salam literasi dan salam. Kenal juga bu..tulisannya bagus.
Terimakasih bu, salam kenal
salam literasi, salam kenal bu :)
Mantaapppp
semangat untuk tahun depan pak sahid
Semangattt