Yanda Yono

menjadi guru adalah anugerah terindah dalam hidupku....

Selengkapnya
Navigasi Web
Gaya Belajar Siswa dari Tuhannya
suasana pembelajaran tematik dengan materi membandingkan bilangan, kelas 1 SD Fastabiqul Khairat Samarinda

Gaya Belajar Siswa dari Tuhannya

“Anakku kalau setelah pelajaran PAI sama Yanda pasti pulangnya juga bawa cerita.. dan selalu heboh dan senang dengar cerita Yanda nya di sekolah. Dan akhirnya ayahnya dan mamahnya jadi pendengar cerita dia di rumah yang di copy dari sekolah.. hehe.. alhamdulillah si Bibin selalu gak sabar kalau mau pelajaran PAI sama Yanda nya di sekolah. Makasih ya Pak.. cara menyampaikan pelajarannya simple tapi punya makna yang dalam buat anak-anak.”

Tersenyum saya membaca sebuah postingan dari orang tua murid di salah satu media sosial. Nggak nyangka respon anak-anak begitu antusias. Padahal saya hanya mengajar seperti biasa, mengikuti gaya belajar mereka.

Bibin si anak yang memiliki kecerdasan linguistic dan kinestetik. Setiap belajar selalu kurang memperhatikan gurunya. Ngobrol dan berjalan-jalan sendiri menjadi kebiasaanya. Bagi guru yang tidak paham dengan gaya belajarnya pasti akan tersinggung dan marah. Si Bibin akan banyak bikin ulah dengan banyak bergerak dan banyak bicara juga.

Tingkah lakunya inilah yang membuat Bibin pindah sekolah. Di sekolahnya yang lama, guru nya menyerah dengan tingkah lakunya. Gurunya menyatakan tidak sanggup untuk mengajar Bibin, karena bibin berbeda dengan teman-temannya. Sebenarnya sangat disayangkan memang jika ada seorang guru menyerah menghadapi muridnya. Harusnya jika ada seorang anak yang unik, itu adalah satu tantangan buat si guru, tapi ya gitulah setiap guru mempunyai konsep sendiri-sendiri.

Hal serupa juga pernah di alami oleh si Dzaki, anak kelas satu dari sekolah lain. Dzaki sekolah di sebuah sekolah favorit di Kota Tepian. Katanya sih di sekolah itu anaknya pintar-pintar dan agamanya bagus. Makanya mungkin si Dzaki tersisih karena kurang di akademik dan memiliki prilaku yang berbeda dengan teman-temannya.

Entah dari mana ayah nya bisa mendapatkan nomor handphone saya. Sang ayah siang itu menelpon saya, meminta tolong saya untuk menangani anaknya yang dibilang gurunya hiper aktif. Saya bingung, saya bukan psikolog ataupun guru BK tapi sang ayah benar-benar minta tolong agar saya bisa menangani anaknya. Kesulitan yang lain, Dzaki bukan siswa sekolah saya jadi agak kesulitan untuk observasi anak tersebut.

Setiap hari ayahnya sedih karena Dzaki selalu dikeluhkan oleh gurunya. Selalu tidak bisa diam. Jalan-jalan di saat jam pelajaran. Dan sering hilang dari kelas. Dengar-dengar sekolah ini menerapkan sekolah pada jaman bahari dulu. Ketika guru mengajar, si murid harus memperhatikan. Tidak boleh ada yang bicara, apalagi main-main. Semua harus duduk diam.

Maka saya sarankan ke orang tua Dzaki agar melakukan tes MIR (Multyple Intelegences Reasearc) dan observasi ke Psikolog kami. MIR adalah sebuah alat yang di gunakan untuk mengetahui kecerdasan setiap anak. Dimana menurut pakar mendidikan, kecerdasan itu dibagi menjadi 8, yaitu: kinestetik, linguistik, spacial visual, interpersonal, intrapersonal, musikal, matematika logik, dan naturalis.

Tiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sebagaimana Alloh memberikan kecerdasan yang berbeda bagi setiap anak. Maka solusi untuk kedua anak tersebut adalah melakukan tes MIR (Multiple Intelengences Reasearch). Dengan MIR kita bisa mendapatkan gaya belajar masing-masing anak.

Bibin dan Dzaki memiliki gaya belajar yang berbeda dengan teman di kelasnya, makanya dia terlihat berbeda dengan teman-temanya. Maka seharusnya (kalau boleh saya bilang-red) pengajaran yang dilakukan para guru itu mengikuti gaya belajar si anak. Bukan anak-anak yang mengikuti gaya belajar gurunya. Gaya mengajar guru harus sama dengan gaya belajar siswa. Sehingga akan terbentuk kelas yang kondusif. Si anak merasa nyaman dalam belajar karena sesuai dengan karakternya, dan si Guru juga tidak terlalu pusing mengajar karena sudah tahu kemampuan masing-masing anak.

Dari hasil MIR, alhamdulillah saya bisa mengetahui gaya belajar Bibin dan Dzaki. Orang tua Dzaki saya sarankan untuk memberikan hasil MIR Dzaki kepada gurunya agar sang guru paham dengan gaya belajar dzaki. Sehingga Dzaki bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Dan agar bakat minat yang sudah Alloh berikan kepada Dzaki tidak hilang justru semakin bertambah.

Setelah mengetahui gaya belajar siswa, langkah selanjutnya adalah membuat “Strategi Mengajar”. Strategi mengajar adalah usaha yang dilakukan guru untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan memiliki strategi mengajar, guru tidak akan kesulitan berhadapan dengan murid yang bermacam karakter.

Ada banyak macam strategi mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Pada itntinya sebuah pembelajaran adalah sebuah wadah untuk mengembangkan bakat minat anak, bukan merubah bakat minat yang sudah Alloh berikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post