Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
ALETHA

ALETHA

Hari itu Silvi ada kegiatan di sekolah. Ada acara pencarian bad yang digelar di sekolah, khusus untuk anggota ekstrakurikuler pramuka yang masih baru. Silvi memang anggota baru ekstrakurikuler Pramuka di sekolahnya, jadi mau tidak mau Silvi harus ikut. Kegiatan pencarian bad ini semacam kemah satu malam, cuma bedanya mereka tidak tidur di tenda, tapi tidurnya di dalam ruangan kelas. Ada beberapa sesi kegiatan yang harus mereka ikuti sebelum mereka mendapatkan bad. Sebenarnya Silvi paling tidak suka dengan acara menginap di sekolah. Selain dingin, badanpun jadi pada pegal-pegal karena tidurnya harus beralaskan tikar. Belum lagi ada acara tengah malam, dimana peserta baru akan di bangunkan oleh seniornya. Katanya sih acara ini tujuannya pendisiplinan bagi anggota pramuka yang baru, tapi tetep saja nyebelin. Seperti biasa setiap peserta akan di cari-cari kesalahannya, kalau udah ketemu kesalahannya, maka habislah dia di marah-marahin.

Menjelang maghrib seluruh peserta beristirahat. Acara ishoma (istirahat shalat dan makan) kali ini berlangsung selama 1 jam lebih. Sesi berikutnya akan dimulai pukul 19.15 WIB. Adzan maghrib pun berkumandang, Silvi bersama Rara bergegas ke masjid sekolah. Shalat maghrib berjamaah kali ini di imami oleh Furqon, kakak kelas yang wajahnya manis dan super alim itu. Tentu saja keberadaan Furqon di acara pengambilan bad kali ini membawa daya tarik tersendiri bagi peserta." Lumayan buat semangat ." Demikian kata teman-teman Silvi.

Selesai shalat magrib, semua peserta segera meninggalkan masjid. Tinggal Silvi dan Rara yang memang sengaja keluar belakangan. Maklum Silvi dan Rara memang paling lama kalau harus berdzikir. Keluar dari masjid Silvi dan Rara memilih jalan lewat belakang masjid untuk menuju ke ruang istirahat mereka di kelas XI IPS 3. Belum lama berjalan tiba-tiba Silvi mencium aroma kembang melati. Aroma wangi yang sangat khas itu hanya tercium hanya sebentar oleh Silvi. " Kamu mencium bau melati gak Ra? Wangi banget." Tanya Silvi kepada Rara. "Gak. Aku gak mencium apa-apa. Emang kamu mencium wanginya? Ucap Rara, sambil terus melangkahkan kakinya.

Ada rasa penasaran di benak Silvi dengan aroma wangi yang tadi sempat dia cium walau hanya sesaat. Saat tengah berjalan, tanpa sengaja Silvi melihat gadis cantik seusianya sedang duduk di bangku yang ada di belakang masjid. Rara terus saja berjalan seperti tidak tahu keberadaan gadis cantik yang sedang duduk di bangku itu. " Kamu duluan Ra. Nanti aku nyusul." Ucap Silvi sambil tersenyum. "Oke. Aku duluan ya Sil." Ucap Rara sambil mempercepat langkahnya. Rasa penasaran Silvi terhadap gadis cantik itu telah menahannya untuk mendekatinya.

Silvi kembali memandang ke arah gadis cantik yang duduk sendirian itu. Dia memakai kaos warna pink, celana jeans, sandal lepes, dengan rambut yang panjang terurai. Silvi berjalan ke arah gadis itu, namun dia terus saja menunduk meski tahu kedatangan Saya kearahnya. Begitu mendekat, tiba-tiba saja perasaan Silvi tidak enak, tubuhnya merinding, Silvi kembali mencium aroma kembang melati. " Astaghfirullah Al Adzim, ya Allah ini manusia apa hantu." Tanya Silvi dalam hati. Ekspresi gadis itu membuatnya ragu untuk bertanya lebih jauh. Gadis itu seolah tak bergeming dengan kehadiran Silvi. Dia tetap saja diam dan kepalanya menunduk.

Meski ada rasa takut dihatinya, namun rada penasaran di benaknya mendorong Silvi untuk bertanya. " Mba...kamu siapa...kenapa disini sendirian?" Tanya Silvi yang masih terus berdiri. Gadis berbaju pink itu terus saja menunduk. Tak ada jawaban keluar dari bibir gadis itu. "Siapa gadis ini." Bisiknya dalam hati. Melihat gadis itu tetap menunduk, Silvi pun penasaran ingin sekali melihat wajah gadis itu. Demi rasa penasarannya itu Silvi berusaha terus mendekat, bahkan Silvi memberanikan diri duduk di dekatnya. Hanya sejengkal jarak antara Silvi dengan gadis itu, tapi tetap saja Silvi tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Wajahnya tertutupi oleh rambut yang terurai ke wajahnya.

Aroma wangi melati kembali tercium di hidung Silvi. Perasaan takut itu muncul lagi, namun Silvi berusaha keras untuk membuangnya jauh-jauh. Merasa pertanyaannya tadi belum di jawab, diapun mencoba untuk mengulangi pertanyaannya gadis cantik tadi. " Mba siapa?" Tanya Silvi kembali berharap mendapat jawaban dari gadis berbaju pink. Gadis itu tetap menunduk, tapi kali ini terdengar suara lirih keluar dari mulutnya. " Aku Aletha." Jawabnya. " Ohh.. rumahmu dimana?" Tanya Silvi lagi. " Aku rumahnya disini." Jawab gadis cantik tadi. "Deg..." jantung Silvi mulai berdetak tak teratur. "Bagaimana mungkin dia bilang rumahnya disini. Ini kan sekolahan. Dia manusia atau hantu?" Tanya Silvi dalam hati. " Aku memang bukan manusia." Ucapnya seperti menjawab pertanyaan di dalam hatiku. "Astaghfirullah Al Adzim...dia seperti bisa membaca pikiranku. Dan dia memang bukan manusia...." Silvi mulai merasakan tubuhnya merinding, dia merasa tidak nyaman duduk di dekat gadis itu. Kali ini ada perasaan takut yang menghinggapinya. Mau lari gimana, berada tetap disitu juga gimana. Ditariknya nafas dalam-dalam, Silvi tampak berusaha menenangkan diri.

" Jangan takut. Aku hanya ingin minta tolong." Suara lirih gadis berbaju pink itu lirih. " Minta tolong untuk apa?" Tanya Silvi dengan suara mulai bergetar. Kali ini Silvi takut hantu di depannya itu mencelakainya. " Aku meninggal karena kecelakaan. Waktu itu aku pergi kumpul-kumpul dengan teman-temanku. Karena waktu sudah malam akupun bermaksud pulang ke rumah. Pada saat aku mau pulang, tiba-tiba pacarku menelponku, dia bermaksud menjemputku. Dia pacar baruku, aku belum pernah membawanya ke rumah, dan aku juga belum memperkenalkan kepada teman-temanku." Aletha mulai menceritakan siapa dirinya. " Waktu itu pacarku datang dalam keadaan mabuk. Sebenarnya aku ragu-ragu ketika mau memboncengnya. Tapi karena aku menghargainya, akhirnya aku pun mau memboncengnya." Aletha kemudian tampak terdiam. Entah kenapa dia seperti menahan kesedihan. " Terus?" Tanyaku penasaran.

"Ditengah jalan kami kecelakaan tunggal, motor pacarku menabrak lubang besar di jalan, dia mengerem secara mendadak. Karena lajunya sangat kencang, akupun terpental. Aku menikmati di tempat kejadian. Pacarku justru tidak kenapa-napa. Melihat aku sudah tidak bernyawa, pacarku takut dan pergi meninggalkan aku." Suara Aletha tampak parau. Dia begitu sedih mengingat kejadian yang menimpanya dulu.

" Lalu apa yang bisa aku tolong? Silvi kembali bertanya. " Aku adalah anak tunggal orang tuaku. Mereka sangat menyayangiku. Mereka tidak terima dengan cara kematianku. Sampai hari ini orang tuaku masih mencari, siapa orang yang menjemput aku malam itu hingga menyebabkan kematianku, dan meninggalkan aku begitu saja di jalan." Jelas Aletha.

" Lalu apa yang bisa aku bantu?" Silvi mencoba memperjelas pertanyaannya lagi. " Aku ingin meminta maaf pada orang tuaku, dan mengatakan bahwa yang menyebabkan aku meninggal adalah pacarku. " Aletha menjelaskan apa yang jadi keinginan nya padaku. " Kenapa kamu tidak datang saja ke orang tuamu dan mengatakannya sendiri?" Silvi bertanya pada Aletha. "Aku tidak bisa. Karena aku tidak bisa keluar dari lingkungan sini." Ucapnya dengan perasaan sedih. " Lalu dimana rumah kedua orang tuamu?" Silvi mencoba untuk menanyakan keberadaan orang tuanya pada Aletha. " Aku tidak tahu. " Ucapnya dengan tetap menundukkan kepalanya.

Kali ini Silvi merasa bingung, bagaimana caraknya untuk membantu Aletha. Seperti tahu dengan isi hatiku Aletha pun seperti mencabut permintaan bantuannya padaku. " Maaf..lupakan permintaanku tadi." Ucap Aletha lirih. "Alhamdulillah." Batin Silvi. Terasa bebas dari tekanan jiwa, Silvi segera berdiri. " Aletha aku pergi dulu, karena aku masih ada kegiatan. " Silvi mencoba pamit. Tak ada Jawaban dari Aletha, namun tampak Alethaa mengangguk tanda mengiyakan. Silvipun segera berlalu pergi dari hadapan Aletha. "Aletha yang malang" Batin Silvi. Sesaat kemudian Silvi menengok ke belakang, namun Silvi sudah tak menemukan Aletha lagi. Dia sudah pergi dengan rasa kecewa karena Silvi tak bisa membantunya untuk menemui ibunya. _____ Sejak pertemuan Silvi dengan Aletha malam itu, Aletha jadi sering menemui Silvi. Setiap kedatangan Aletha selalu di tandai dengan aroma wangi melati, dan Silvi sudah paham dengan kebiasaan Aletha itu. Dari pertemuan itu seringkali Aletha hanya ingin mendengar cerita dari Silvi. Kalaupun Aletha bercerita , dia jarang menceritakan tentang dirinya, tapi lebih suka menceritakan tentang keluarganya. Demikianlah Aletha gadis cantik berbaju pink yang dalam hidupnya begitu dimanja oleh orangtuanya, namun meninggal dengan cara yang tragis. Mencoba menerobos dunia yang berbeda hanya untuk sekedar berbagi cerita dengan anak manusia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Suka horor..eh..humor ding ,Bun! Salam...hor...or.

20 Jan
Balas

Yang bener yang mana pak Tanto honor apa horor... hehehe.. salam horor pak Tanto

21 Jan

Arletha...opo...Aletha, Bunda? Di sekolah Uthi, pernah ada kejadian seperti ini juga. Seorang siswi yang bisa berdialog dengan mahluk astral...hiiii, katanya di sekolah kami ada si Mayang seorang gadis yang meninggal karena kecelakaan juga. Kebetulan, di samping sekolah ada sungai...., Bunda terusin ndiri aja ya...hehehe. Aroma melati, wuiiihhh...parfum Uthi itu. Waduuuh...Uthi gak mau ganti parfum, fanatik melati sejak dulu. Ntar kalau ketemu Uthi dengan aroma melatinya, jangan dikirain Mbahnya Aletha ya....hehehe. Matanya, merah gitu...Bunda? Takuuuttt. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

20 Jan
Balas

Oke bunda .. mirip-mirip sama Aletha... salah ketik ya Bun... makasih udah d editin... sukses bunda ..dan barakallah

20 Jan

Ihhh...takut aku Bu. Cantik gak?

20 Jan
Balas

Cantik pak Iwan...hehehe.. sukses selalu

20 Jan

Yah...diriku gak mau didatengin yang begituan walaupun cantik....sereeem..Sukses selalu Bu Yanisa Horory kata Pak Mardi..he..he..Barakallah.

20 Jan
Balas

Iya Bun ..aku juga tidak mau... sukses selalu dan barakallah

20 Jan



search

New Post