Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Cinta si Gigi Ompong-3

Cerita Cinta si Gigi Ompong-3

Arumi benar-benar merasa sangat dan kecewa ketika dia menyadari kalau selama ini telah dimanfaatkan oleh tiga cowok STM itu. Sore itu, Arumi memilih untuk jalan-jalan keliling kampung demi membuang semua rasa sebel dalam hatinya. Ia pun mengajak teman sekolahnya Yuni. Kebetulan Yuni memang satu kampung dengannya, sehingga hampir tiap hari Arumi bermain bersama Yuni.

Tadinya Arumi bermaksud untuk menikmati indahnya pemandangan sore hari di kampungnya itu. Tapi takdir berkata lain, di tengah jalan ia bertemu dengan Sigit, mantan pacar pertama Arumi. Dia tengah memboncengkan cewek. Akibatnya tahu sendiri, Arumi justru jadi makin bete..sebel... sebel..sebel. Cowok gak jelas itu seperti sengaja memamerkan cewek barunya pada Arumi.

Tanpa sadar Arumi terus melihat ke arah Sigit. Dia penasaran dengan cewek yang diboncengi Sigit. Saking penasarannya Arumi sampai lupa kalau dia sedang mengendarai motor. Arumi pun jadi lepas kendali, motornya mulai goyang, satu..dua...tiga..dan brugg.. motor Arumi terjerembab ke semak-semak di pinggir jalan... hihihi... aduh Arumi... Arumi....

Beruntung Yuni lompat duluan. Dia selamat dari tertindih sepeda motor. Sial sial... tangan Arumi sedikit kena benturan. " Oww.." teriak Arumi. Rasa sakit pun dirasakan olehnya. Melihat Arumi mengerang kesakitan Yuni malah tertawa cengengesan.

"Aduh...sakit Yun, tolongin dong." Teriak Arumi sambil meringis kesakitan.

" Hehehe..iya..iya...maaf." Ucap Yuni sembari dia mengangkat sepeda motor Arumi.

" Cepetan." Perintah Arumi sambil berusaha berdiri.

" Kamu sih gak liat jalan. Untung tadi aku lompat. Kamu cemburu ya Rum? Soalnya kamu sampai jatuh gara-gara ngeliatin dia..hehehe." Yuni mencoba menggoda Arumi.

" Ih..enak saja. Gak ada ya rasa cemburu di hati aku untuk cowok kaya dia." Arumi mulai sewot. Tapi rasa sakit di tangannya menghalanginya untuk marah.

Pemandangan tadi memang cukup menyakitkan perasaan Arumi. Sehingga wajar jika Arumi sampai kehilangan fokus mengendarai sepeda motornya. Hancur banget rasanya hati Arumi. Bukan karena dia di cuekin sama Sigit. Tapi dia begitu syok melihat cewek yang diboncengin Sigit. Arumi kenal betul itu siapa. Dia adalah Vivi, teman Arumi waktu SMP. Teman yang satu penderitaan dengannya karena sama-sama punya gigi ompong, bahkan lebih parah dari Arumi. Bedanya adalah Vivi tetap mempertahankan gigi ompongnya sedangkan Arumi mengganti dengan gigi palsu. Hik..hik..hik...tahu begitu Arumi gak bakalan pasang gigi palsu.

Sebenarnya saat terjatuh Arumi berharap Sigit datang padanya dan menolongnya, tapi ternyata Sigit tetap melaju dan tak peduli dengan Arumi. Hihihi....kasihan Arumi. Kalau boleh jujur, sebenarnya Arumi kangen dengan perhatian Sigit yang selalu mengingatkan Arumi makan, shalat, mandi, belajar dan apa saja. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Sigit sudah mendapatkan pacar dengan tingkat keompongan lebih parah dari Arumi... hihihi

Ah sudahlah... lupakan perasaan itu. Saat ini Arumi harus segera mengobati tangannya yang kebentur stang motor. Tapi bagaimana caranya, dia tidak bisa pulang. Yuni belum lihai memakai sepeda motor, sehingga tidak bisa memboncengkan Arumi. Sedang tangannya tidak bisa dipakai untuk mengendarai sepeda motor.

"Aduh...gimana nih?" Ujar Arumi sembari memegangi tangannya yang sakit. Entah kenapa tiba-tiba Arumi teringat dengan Zul. Zulkifli Abdullah nama lengkapnya. Rumahnya dekat dari lokasi dimana Arumi terjatuh. Tapi bagaimana dengan Yuni. Ah...itu urusan nanti. Arumi pun segera menghubungi Zul. Masalah dia mau bantu Arumi atau tidak itu urusan nanti. Yang penting usaha, hasil akhir di tangan Illahi..hihihi...

Arumi segera mengambil handphone di sakunya. Lalu dipencetnya nomor Zul.

" Zul, kamu lagi dimana?" Tanya Arumi begitu handphonenya diangkat oleh Zul.

" Aku lagi di rumah. Ada apa?" Zul balik bertanya.

" Aku jatuh dari motor Zul di dekat lapangan." Jelas Arumi.

" Masya Allah. Kamu gak kenapa-kenapa kan?" Zul tampak panik. Belum sempat Arumi menjawab Zul langsung bergegas menuju lokasi kejadian.

" Aku ke situ. Tunggu sebentar." Dimatikannya handphone yang ada di tangannya. Motor Zul pun langsung melaju dengan kecepatan 70 km/jam.

Zulkifli adalah teman SMP Arumi. Dia pernah menyukai Arumi dulu. Tapi karena waktu itu masih duduk di SMP, dan Arumi belum mengenal istilah cinta-cintaan, maka kata suka pun tak pernah terucap dari bibir Zul. Namun begitu Zul selalu ada saat Arumi membutuhkannya. Seperti saat ini. Meski sudah lama tidak berkomunikasi, nyatanya Zul tetap mau datang untuk menolong Arumi.

Begitu sampai di tempat Arumi terjatuh, Zul langsung mendekati Arumi.

" Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Zul

" Tanganku Zul. Tadi kebentur stang motor. Rasanya sakit banget." Jelas Arumi sambil memegangi tangannya.

" Coba aku lihat." Zul menarik pelan tangan Arumi.

" Aduh." Teriak Arumi kesakitan.

" Maaf. Ya udah aku anterin kamu pulang ya." Zul segera menyiapkan sepeda motornya. Yuni sendiri membawa motor Arumi.

" Pelan-pelan ya Yun." Pesan Arumi sebelum dirinya duduk di jok motor Zul. Suit...suit... bahagianya Arumi ada yang memperdulikan dirinya. Sesampainya di rumah Arumi pun langsung turun.

" Zul, makasih ya." Ucap Arumi sambil tersenyum manis.

" Iya, sama-sama." Jawab Zul. " Aku pulang dulu ya." Zulkifli berpamitan pada Arumi.

" Oke." Jawab Arumi riang. Arumi langsung masuk ke dalam rumah bareng Yuni. Alhamdulillah...masih ada yang perhatian sama Arumi.

Sebenarnya Zulkifli adalah teman Arumi yang begitu peduli padanya selama ini. Hanya saja Arumi tak pernah memperdulikannya. Mungkin karena cowok ini tampangnya biasa-biasa saja. Ah sudahlah. Lebih baik kita tunggu seri berikutnya ya....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waduh Bunda, aku kgan panggilannya Vivi. Kenapa aku masuk dalam cerita ini, hehehe. Sukses selalu dan barakallah

19 Feb
Balas

Cie...cie... ternyata bunda suka dengan panggilan masa kecil ya...oke bunda Vivi .. sukses selalu bunda dan barakallah

19 Feb

Asyik ada Zulkfli...Semoga ada cinta di antara mereka....Lanjuuut.....Barakallah Bu Yanisa ...

19 Feb
Balas

Wkwkwk... entahlah...kalau sudah urusan hati...aku tidak berani ikut campur bunda .. hehehe Sukses selalu bunda dan barakallah

19 Feb

Keren Bunda ... semakin bagus nih cerbungnya. Sukses selalu Bun. Barakallah

19 Feb
Balas

Makasih bunda .. sukses selalu dan barakallah

19 Feb



search

New Post