Menanti Khilafku
Kamu menggodaku
Dengan bibir yang merah merona bak buah strawberry yang baru dipetik
Kamu menggodaku
Dengan body sexy seperti gitar Spanyol yang memainkan nada merayu
Kamu menggodaku
Dengan bisikan mesra yang berhembus pelan menerobos telinga
Kamu menggodaku
Dengan belai lembut tangan bercincin permata yang menyentuh raga
Kamu menggodaku dan menanti Khilafku
Membawaku terbang jauh ke nirwana penuh cinta
Kalau sudah begitu jangan salahkan aku
Kamu yang menggodaku dengan indahnya pesonamu
Kamu yang berteriak meminta khilafku datang
Khilaf yang harus kusesali
Karena hadirnya tak pernah aku mengerti
Khilafku bukan hanya dosaku
Kamu yang telah menggodaku dan menanti khilafku
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Namanya godaan rasanya seperti gado-gado. Benar Pak Sabar Waspandi, deskripsinya luar biasa. Bunda Yanisa penulis multi talenta.
Terima kasih pak Mardi... sukses selalu wat pak Mardi
kedengarannya agak mencurigakan?
gkgkgk.... kaya intel ajah pak Sabar
tapi jujur ya Bu tulisan ibu begitu deskriptif, seperti gambar dalam bentuk tulisan. saya menemukan tulisan pada dua orang. 1. Ws Rendra 2. Yanisa semoga kelak jadi penulis kelas DUNIA. Saya menunggu tulisan ibu berikutnya.
Terima kasih pak Sabar... jadi terharu... pengin nangis... aamiin