Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sarwono Gandrung-9

Sarwono Gandrung-9

Dalam kasus cinta segitiga antara Sarwono, Roslah dan Sarni, posisi Sarwono memang tidak bisa disalahkan 100 persen. Kenyataannya Roslah maupun Sarni tahu kalau diduakan oleh Sarwono, tapi bukannya mundur, mereka berdua malah maju terus pantang mundur mendapatkan Sarwono, seperti singa betina kesetanan berebut makanan.

Sarwono jadi ingat waktu itu, saat Sarni mengirimkan masakannya ke rumah Sarwono. Tanpa sengaja Roslah pun tahu, tentu saja dia marah besar. Dia tidak rela ada wanita lain yang lebih perhatian darinya. Padahal kenyataannya dia tak pernah memperhatikan Sarwono. Roslah cuma maunya diperhatikan. Akhirnya Roslah pun langsung minta putus.

”Pokoknya putus mas, mas Wono lebih sayang ke Sarni dari pada Roslah.” Suara Roslah terdengar menggelenggar seperti suara geludung di siang bolong.

Sebetulnya Sarwono mau-mau saja putus. Tapi apa Roslah gak mikir kalau Sarwono sudah berhutang padanya lima juta rupiah. Apa dia gak merasa rugi? Waktu itu Sarwono tidak mau putus, alasannya karena takut gak bisa ngutang lagi saja. Hehehe... Tak ingin lama-lama marahan dengan Roslah, Sarwono pun segera mengambil tindakan. Diajaknya Roslah jalan-jalan ke kota dan ditraktirnya makan siang. Gak apa-apa kalau kali ini Sarwono keluar modal, cuma lima puluh ribu semua beres.

" Roslah mas antar pulang ya, istirahat, gak usah mikir macam-macam. Yakinlah, mas itu sayang sama Roslah." Kalimat manis ya Sarwono ucapkan untuk meyakinkan Roslah.

" Iya mas, maafkan Roslah ya mas Wono, sudah membuat mas Wono gak nyaman." Roslah berkata manja.

"Iya, tidak apa-apa. Itu karena Roslah sayang sama mas. Iya kan?" Sambil tangan usilnya mencubit manja hidung Roslah. Mendapat perlakuan Sarwono yang nakal-nakal genit, Roslah pun makin luluh. Dan akhirnya masalah dengan Roslahpun selesai.

Baru lega masalah dengan Roslah selesai, giliran Sarni yang ngambek gara-gara tahu kalau Sarwono pergi ke kota bareng Roslah. Sarnipun ngambek, diapun minta putus. “lha kenapa Sarni minta putus, bukankah aku masih punya hutang padanya lebih dari tujuh juta. Apa dia gak merasa rugi?” Batin Sarwono. Kali ini pun Sarwono harus mempertahankan hubungannya dengan Sarni, karena kalau putus bisa jadi Sarwono makan sehari cuma sekali. Maklum Sarni paling sering traktir Sarwono makan. Dasar Sarwono playboy kampung, diapun segera menjemput Sarni di rumahnya. Melihat kedatangan Sarwono hati Sarni pun luluh. Apalagi Sarwono kemudian mengajaknya jalan-jalan ke kota. Sarni pun ditraktir makan seperti Roslah. Parahnya lagi, Sarwono mentraktir makanan di tempat yang sama dimana dia mentraktir Roslah. Pertimbangannya jelas, karena jumlah pengeluarannya cuma lima puluh ribu rupiah. Hemat...hemat...

" Sarni sayang istirahat ya. Mas capek. Habis jalan-jalan sama Sarni sayang."

" Iya mas. Hati-hati di jalan." Ucap Sarni sambil melambaikan tangannya. Sarwono pun segera melajukan mobilnya dan meninggalkan rumah Sarni.

Kejadian seperti itu berulang-ulang terjadi, tapi tetap saja mereka mencintai Sarwono. Pernah suatu hari, entah karena sadar sudah dimanfaatkan oleh Sarwono, atau karena kesal Sarwono selalu menduakan hati, Roslah benar-benar memutuskan Sarwono. "Roslah tidak mau diduakan," ucap Roslah. Sarwono diminta untuk memilih antara Roslah dengan Sarni. Disaat yang sama Sarni pun meminta Sarwono untuk memilih antara dia dengan Roslah. Tentu saja Sarwono pusing tujuh keliling. Dia tidak bisa memutuskan lebih memilih siapa. Dua-duanya menguntungkan baginya.

Karena Sarwono tak kunjung memberikan pilihan, akhirnya Roslahpun pergi meninggalkannya. Sarwono kemudian merayu Roslah habis-habisan, demi mempertahankan hubungannya. Dan alhamdulillah, Roslah akhirnya luluh juga.

Sebaliknya Sarni merasa terabaikan. Sarwono yang tengah getol merayu Roslah, lupa menghubunginya, hingga akhirnya Sarni pun memutuskan Sarwono. “ Dari pada sakit hati terus menerus mas mending aku sendirian.” Ucap Sarni sambil menangis sesenggukan. Sarwono pun kalang kabut. Berat rasanya kalau harus kehilangan Sarni. Dia yang paling rajin kirim makanan untuk Sarwono selama ini. Sarwono pun banting setir merayu Sarni. Hihihi, dasar nasib Sarwono memang mujur. Sarni pun sangat mudah di taklukkan oleh rayuan maut Sarwono.

Tuh kan, siapa yang salah coba? Lagi-lagi Sarwono mampu merayu bidadarinya yang patah hati.

Bersambung.....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waduh, makin terpojok nih wanita, hehehe. Sukses selalu dan barakallah

16 Feb
Balas

Wanita oh wanita...hehehe Sukses selalu bunda dan barakallah

16 Feb

Hi.. hi... Ya sudah wong sama2 mau... Gimana lagi...

16 Feb
Balas

Mengko kan minggir Dewe ya Bun ..hehehe Sukses selalu bunda

16 Feb



search

New Post